Disatu sisi, Arifin malah melihat oversupply listrik ini malah untuk diekspor ke Singapura. Sebab ia mengatakan Singapura saat ini masih membutuhkan pasokan listrik yang didatangkan dari luar negeri.
Melihat kesempatan itu, ia berupaya agar jaringan listrik yang diproduksi di dalam negeri dapat dikirimkan melalui jaringan transmisi antarpulau. "Singapura perlu impor listrik. Bisa nggak kita impor kelebihan listrik kita? Nanti kita sambung dari Jawa-Sumatera-Riau ke Singapura," ujar Arifin.
Hal ini ironi, ditengah kondisi masih ada wilayah di Indonesia yang masih belum teraliri listrik. Hal ini terbukti dari ratio elektrifikasi pada tahun lalu yang baru mencapai 98 persen. 98 persen ini pun bisa terdongkrak karena pemerintah memberikan akses LTHSE kepada masyarakat pedalaman, yang sebenarnya LTHSE ini masih bersifat intermiten.
"Rasio elektrifikasi dihitung secara benar. Jangan cuma program LTSHE terus udah naik rasionya. Untuk wilayah 3T harus menjadi perhatian ke depannya," ujar Mamit kepada Republika.co.id, Rabu (19/1).