EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi menilai selain potensi sumberdaya alam di Indonesia yang besar, pemerintah juga melihat peluang adanya pabrik pengolahan daur ulang baterai. Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Septian Hario Seto menilai selain pemerintah menggencarkan adanya pabrik baterai, pemerintah juga melihat adanya peluang pembangunan pabrik daur ulang baterai.
Ia menjelaskan untuk menjaga kelestarian, salah satunya dengan membangun industri daur ulang pada lithium battery dengan memanfaatkan lithium battery bekas pakai. Industri ini sedang dalam tahap pembangunan di Morowali. “Kita lagi bangun di Morowali untuk recycling nikel. Jadi lithium battery yang udah habis pakai itu didaur ulang diekstrak lagi. Ini salah satu cara untuk recycle apa yang sudah diproduksi,” ujar Seto, Ahad (7/2).
Disatu sisi, kata Seto China sekarang juga sedang mengembangkan teknologi serupa. Selain nantinya mengembangkan cadangan mineral yang ada, dengan adanya pabrik daur ulang baterai ini bisa menambah umur panjang bahan baku.
"Kita dorong juga recycling. Ini sudah ada teknologinya. Kalau sudah habis pakai 80 persen itu, di recycling lalu diekstrak lagi. Ekstrak ratenya bisa sampai 99 persen. Jadi ini bisa kita pakai lagi," ujar Seto.