Selain itu, yang tak kalah penting adalah soal harga barang substitusi impor. Ia menekankan, harga juga harus bisa bersaing agar masyarakat benar-benar mengutamakan produk dalam negeri.
"Slogan yang harus dibangun itu aku cinta produk indonesia, produk lokal, atau made in indonesia 2022. Banyak sebenarnya di berbagai negara. Tapi kalau statement benci itu menyerang, ya kita nanti balas. Jadi fokus ke industri kita saja," katanya.
Lebih lanjut, ia menilai pemerintah melalui Kementerian Perindustrian sudah memiliki semangat untuk substitusi impor. Salah satunya dalam target penurunan impor produk manufaktur sebanyak 35 persen. Arah itu sudah baik, namun harus diiringi dengan tindakan agar utilisasi dan produktivitas industri dalam negeri ikut membaik.