Kamis 18 Mar 2021 17:32 WIB

2024, Kontribusi KUMKM pada PDB diproyeksikan Jadi 65 Persen

Indonesia harus mampu mewujudkan 500 ribu wirausaha baru.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Perajin menyelesaikan pembuatan jam dinding berbahan limbah kayu di Kampung Kalapa Dua, Sepang, Serang, Banten, Selasa (2/3). Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) Arif Rahman Hakim mengajak para pemangku kepentingan Koperasi dan UMKM, khususnya di Jawa Barat, agar bersama mencapai target yang telah direncanakan dalam RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah).
Foto:

Kemudian, program data basis tunggal 2022, dan sensus pelaku usaha mikro kecil. Penyediaan sistem informasi bagi UKM berorientasi ekspor, pengembangan wirausaha muda produktif.

Dalam hal kerja sama dengan usaha besar, dilakukan melalui kemitraan strategis agar UMKM  bisa masuk dalam rantai pasok, termasuk didalamnya buat UKM di sektor manufaktur dan industri. Lalu optimalisasi PLUT (Pusat Layanan Usaha Terpadu) sebagai pusat promosi dan inkubasi serta penyediaan pusat kuliner di lima kawasan destinasi super prioritas. 

Sekda Provinsi Jabar Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, Jawa Barat termasuk provinsi strategis karena kedekatannya dengan Jakarta. Ia melanjutkan, Jabar mampu memberikan kontribusi terhadap  PDB nasional  sebesar 13 persen, sebagian merupakan kontribusi dari Koperasi dan UMKM. 

"Untuk Jawa Barat kontribusi UMKM terhadap PDRB sebesar 58 persen," kata Setiawan. Ia menambahkan, melalui berbagai tahapan, sektor UMKM diharapkan ke arah lebih baik. 

Dirinya menjelaskan, pada 2020 dan 2021 merupakan masa rescue atau pertolongan pada UMKM dan kemudian pada 2021 juga menjadi masa recovery di berbagi sektor usaha, serta  penyerapan tenaga kerja. "Lalu pada semester dua tahun 2022 kita masuk  masa pemulihan," tuturnya. 

Setiawan mengatakan, perdagangan online atau e commerce  mampu tumbuh pesat di tengah Covid-19. "Karena itu di sektor UMKM harus bisa didorong e-commerce. Internet bahkan mampu  jadi penyelamat UMKM," ujar Setiawan.

 

Selain menggalakkan program  digitalisasi UMKM, Pemprov Jabar juga memiliki program One Village One Product (OVOP) serta One Pesantren One Product). "Potensinya sangat luar biasa beberapa pesantren malah sudah menjadi sentra produksi mulai dari pertanian, peternakan sampai perikanan," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement