Kemudian, program data basis tunggal 2022, dan sensus pelaku usaha mikro kecil. Penyediaan sistem informasi bagi UKM berorientasi ekspor, pengembangan wirausaha muda produktif.
Dalam hal kerja sama dengan usaha besar, dilakukan melalui kemitraan strategis agar UMKM bisa masuk dalam rantai pasok, termasuk didalamnya buat UKM di sektor manufaktur dan industri. Lalu optimalisasi PLUT (Pusat Layanan Usaha Terpadu) sebagai pusat promosi dan inkubasi serta penyediaan pusat kuliner di lima kawasan destinasi super prioritas.
Sekda Provinsi Jabar Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, Jawa Barat termasuk provinsi strategis karena kedekatannya dengan Jakarta. Ia melanjutkan, Jabar mampu memberikan kontribusi terhadap PDB nasional sebesar 13 persen, sebagian merupakan kontribusi dari Koperasi dan UMKM.
"Untuk Jawa Barat kontribusi UMKM terhadap PDRB sebesar 58 persen," kata Setiawan. Ia menambahkan, melalui berbagai tahapan, sektor UMKM diharapkan ke arah lebih baik.
Dirinya menjelaskan, pada 2020 dan 2021 merupakan masa rescue atau pertolongan pada UMKM dan kemudian pada 2021 juga menjadi masa recovery di berbagi sektor usaha, serta penyerapan tenaga kerja. "Lalu pada semester dua tahun 2022 kita masuk masa pemulihan," tuturnya.
Setiawan mengatakan, perdagangan online atau e commerce mampu tumbuh pesat di tengah Covid-19. "Karena itu di sektor UMKM harus bisa didorong e-commerce. Internet bahkan mampu jadi penyelamat UMKM," ujar Setiawan.
Selain menggalakkan program digitalisasi UMKM, Pemprov Jabar juga memiliki program One Village One Product (OVOP) serta One Pesantren One Product). "Potensinya sangat luar biasa beberapa pesantren malah sudah menjadi sentra produksi mulai dari pertanian, peternakan sampai perikanan," kata dia.