EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kementerian Pertanian (Kementan), Nasrullah menyebutkan pemerintah memiliki program pembebasan penyakit Brucellosis di Pulau Semau, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 2021.
Ia menjelaskan, pembebasan penyakit Brucellosis ini merupakan sebagai upaya mendukung Pulau Semau tetap terbebas dari Brucellosis. Karena, Pulau Semau hanya berjarak 15 menit dari laut dan berpotensi menjadi sumber bibit sapi Bali yang bebas penyakit Brucellosis di NTT.
"Secara epidemiologis dan historis, lanjut Nasrullah, memang belum pernah dilaporkan adanya kasus Brucellosis di Pulau Semau. Terbukti juga dengan hasil uji terhadap 1.000 ekor sapi pada surveilan pendahuluan dan hasilnya negatif Brucellosis," ujar Nasrullah.
Nasrullah menambahkan, keadaan ini memberikan peluang untuk pembebasan Brucellosis dengan metode detect disease. Untuk itu, pada program tahun 2021 ini akan dilanjutkan dengan memeriksa sekitar 8.100 ekor sapi.
"Tapi tetap dengan sesuai kaidah epidemiologi sebagai syarat konfirmasi bebas Brucellosis," imbuh Nasrullah seperti dalam siaran persnya, Sabtu (3/4).
Ia memaparkan, program ini merupakan salah satu kegiatan strategis dari Balai Besar Veteriner Denpasar, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2021. Program ini diawali dengan sosialisasi pendahuluan hari selasa 30 Maret 2021 yang dilakukan langsung di Pulau Semau bertempat di Kantor Camat Semau.
"Turut hadir Kepala Balai Veteriner Denpasar, Camat, Para Kepala Desa, Kadisnak Kab. Kupang dan stakeholder lainnya," tutur Nasrullah.
Nasrullah menyebut, program ini sejatinya ini telah mendapat dukungan positif dari Bupati Kabupaten Kupang pada saat melakukan audensi. Serta, mendapat dukungan moril dan semangat dari Juliet Laiscodat, salah satu Anggota komisi IV DPR RI daerah pemilihan (Dapil) NTT.