Namun, diakui Junaidi, akan ada kendala dalam penerapannya terkait geografis dan tantangan membangun rumah subsidi di daerah. Karena itu, Apersi berharap agar syarat dan ketentuan yang ada dalam aplikasi yang ditawarkan tidak menjadi hambatan.
“Perlu diingat, kalau bicara soal Sipetruk, ini juga berarti mengenai fisik pembangunan rumah. Di mana PPDPP juga harus mempertimbangkan beberapa hal, seperti kultur kearifan lokal dan kontur tanah serta infrastruktur. Karena, Indonesia ini mempunyai kontur tanah yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Jadi, tidak bisa disamaratakan. Seperti di Kalimantan, hampir seluruh wilayah Kalimantan itu lahannya berupa rawa dan lahan gambut.
“Ini kan juga harus menjadi pertimbangan, kalau hal tersebut tidak memperhatikan, tentunya akan menyulitkan. Di samping kondisi dan kesiapan pengembang juga berbeda-beda di setiap daerah,” pungkasnya.
Lebih jauh Junaidi mengatakan, hingga saat ini kita belum tahu isi daripada Sipetruk. Ini yang perlu disosialisasikan minimal kepada asosiasi pengembang. “Biar bagaimana juga, pengembang sebagai mitra pemerintah dalam program pengadaan rumah subsidi (MBR) dan sekaligus sebagai eksekutor lapangan,” ucapnya.
PPDPP yang akan mengeluarkan Sipetruk selain berorientasi kepada pembangunan rumah MBR yang berkualitas juga harus berbanding lurus dengan mekanisme kemudahan pencairan akad KPR-nya. Duduk bersama antarmitra menjadi sangat penting untuk di bahas detail tentang rencana SiPetruk agar supaya aturan yang sudah ditetapkan dalam realisasi agar tidak berat sebelah, serta menimbulkan masalah. “Hindari mengeluarkan aturan hanya berdasarkan coba-coba, ini akan memengaruhi kinerja dari para pengembang,” kata Junaidi berharap.
Untuk itu, Apersi akan tetap memosisikan diri sebagai penyeimbang dengan memberikan masukan-masukan. Dengan begitu, produk yang akan dikeluarkan itu tetap bisa dilaksanakan dengan baik. “Itu yang menjadi harapan kita. Karenanya, Sipetruk harus bisa menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan memudahkan bagi para pengembang, jadi pasti kita dukung,” tutur dia.