EKBIS.CO, JAKARTA -- Neraca perdagangan sepanjang Januari hingga Agustus 2021 mencatatkan surplus 19,17 miliar dolar AS. Capaian surplus tersebut merupakan tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Kepala BPS, Margo Yuwono, menyampaikan, total nilai ekspor kumulatif mencapai 142 miliar dolar AS, naik 37,7 persen dari periode sama tahun lalu sebesar 103 miliar dolar AS. Adapun, nilai impor kumulatif tercatat 122,8 miliar dolar AS, tumbuh 33,36 persen dari periode sama 2020 92,1 miliar dolar AS.
"Surplus neraca dagang cukup tinggi, bahkan dari tren juga bisa dilihat bahwa kita sempat defisit tahun 2019 lalu," kata Margo dalam konferensi pers, Rabu (15/9).
Mengutip data BPS, pada 2016 lalu ekspor surplus dagang kurun waktu Januari-Agustus tercatat 5,08 miliar dolar AS. Kemudian surplus meningkat tahun 2017 menjadi 9,06 miliar dolar AS. Memasuki 2018, neraca perdagangan mengalami defisit sebesar 8,7 miliar dolar AS. Defisit berlanjut namun membaik pada 2019 sebesar 3,59 miliar dolar AS.
Indonesia kemudian kembali mencatatkan surplus pada 2020 lalu sebesar 10,96 miliar dolar AS selama bulan Januari-Agustus.
Surplus dagang secara kumulatif sejak awal tahun juga didorong dengan tercapainya surplus bulanan yang konsisten meningkat sejak. Pada bulan Agustus 2021, BPS mencatat surplus neraca perdagangan sebesar 4,74 miliar dolar AS.
Nilai tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang masa. Pasalnya, rekor tertinggi surplus sebelumnya terjadi pada Desember 2006 yang sebesar 4,64 miliar dolar AS.
Margo mengatakan, surplus dagang yang dicapai pada Agustus lalu sekaligus membukukan tren surplus secara 16 bulan berturut-turut. Pihaknya pun berharap, angka surplus dagang bulanan dapat terus dicapai agar membantu pemulihan ekonomi nasional yang mulai berjalan.