EKBIS.CO, BALIKPAPAN -- Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama (BTP) dan Wakil Menteri BUMN – I, yang merupakan Wakil Komisaris Utama, Pahala Nugraha Mansury, mengunjungi Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan.
Turut hadir pula dalam kunjungan ini Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Djoko Priyono. Kehadiran para Komisaris diterima langsung oleh Direktur Utama PT KPB, Feri Yani bersama Direksi dan Manajemen.
BTP dan Pahala didampingi Komite Dewan Komisaris meninjau perkembangan proyek yang dikelola PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB). Meskipun proyek ini mengalami keterlambatan hingga 8 bulan karena adanya pandemi Covid-19 serta adanya temuan material yang tidak teridentifikasi sebelumnya di dalam tanah, pelaksanaan konstruksi proyek di lapangan tetap berlangsung untuk mengejar keterlambatan tersebut.
Terkait kondisi itu, BTP dan Pahala mengingatkan kontraktor yang terdiri dari Hyundai Engineering, Rekind, PP dan SKEC agar menyelesaikan proyek dengan kualitas terbaik, tanpa tambahan biaya yang bisa merugikan Pertamina maupun mengurangi nilai keekonomian proyek ke depannya.
“Kita mau proyek ini selesai dengan segala konsekuensinya, tetapi harus tetap sesuai aturan dan asas keadilan,” tegas BTP.
Ia juga menambahkan agar Pertamina senantiasa mengingat ‘frame besar’ pembangunan proyek ini. “Yaitu UUD (Ujung-Ujungnya Devisa). Karena kalau kita melakukan apapun juga, devisa masih kesedot, berarti gagal. Setiap proyek yang kita bangun harus dapat menambah atau menghemat devisa. Jadi ada optimasi devisa,” imbuhnya.
Proyek RDMP Balikpapan dibangun dengan tujuan meningkatkan kapasitas pengolahan dari 260 kbpd menjadi 360 kbpd dan meningkatkan kualitas produk untuk memenuhi standard EURO V yang lebih ramah lingkungan.
Tujuan lainnya, yakni meningkatkan kompleksitas kilang dengan menambah unit konversi demi menghasilkan lebih banyak higher value product. Terakhir, Proyek RDMP diharapkan dapat meningkatkan fleksibilitas pengolahan crude (minyak mentah) agar mampu mengolah crude yang lebih sour.