EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2021 sebesar 7,07 persen year on year (yoy) menjadi momentum pemulihan yang memberikan optimisme bagi seluruh pelaku ekonomi. Dari sisi eksternal, neraca perdagangan surplus selama 16 bulan berturut-turut dan mencapai 4,74 miliar dolar AS atau tertinggi sejak Desember 2006.
Ditambah lagi, kondisi nilai tukar yang relatif stabil dan cadangan devisa yang mencapai 144,8 miliar dolar AS pada akhir Agustus 2021 mengindikasikan, ketahanan sektor eksternal cukup kuat. "Pertumbuhan positif di seluruh sektor dan meningkatnya permintaan menandakan upaya pemerintah sudah pada jalur yang tepat," ujar Airlangga
Capaian pemulihan ini, kata dia, seiring dengan program penanganan Covid-19 yang semakin efektif dan tren penambahan kasus harian di tingkat nasional terus menurun. Per 2 Oktober 2021, positivity rate nasional per minggu sebesar 0,98 persen.
Keberlangsungan sektor usaha properti menjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional. Saat ini penduduk perkotaan di Indonesia telah mencapai 56,7 persen yang diprediksi akan mencapai 66,6 persen pada 2035 dan 72,8 persen pada 2045.
Di samping itu, masih ada 15,5 juta orang yang tinggal di rumah tidak layak pada 2020. Maka sektor properti terus didorong agar terus berkontribusi aktif dalam penyediaan hunian yang layak dan diperlukan strategi yang tepat dalam situasi pandemi Covid-19.
"Sektor properti memiliki efek berganda baik dari sisi tautan industri di depannya maupun di belakangnya, setidaknya terhadap 174 sub sektor industri baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyerapan tenaga kerja langsung di industri properti juga mencapai hingga 19 juta orang," kata Airlangga.