Kedua, keberadaan pabrik ini juga dapat menjaga stabilitas harga CPO. Jokowi tak ingin harga CPO yang dimiliki Indonesia justru ditentukan oleh pasar. Seharusnya, kata dia, Indonesia mampu mengendalikan harga sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para petani sawit.
“Dengan cara apa? Kalau pas ekspornya harganya baik, silakan ekspor. Kalau ndak ya pakai sendiri. Kita memiliki alternatif-alternatif dan opsi-opsi itu,” kata Jokowi.
Ketiga, Jokowi ingin Indonesia segera beralih dari energi fosil ke energi baru terbarukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan melalui kontribusi pengurangan emisi gas rumah kaca. Karena itu, produksi biodiesel ini harus terus ditingkatkan.
“Dan tahun 2021 ditargetkan kita mampu memproduksi dan menyalurkan 9,2 juta kiloliter. Dan saya minta nanti ini tahun depan juga bisa meningkat lebih tinggi lagi,” tambahnya.
Ia menegaskan, upaya hilirisasi industri ini membutuhkan komitmen dan dukungan dari semua pihak, dari hulu sampai hilir, dari industri sawit, industri biodiesel, hingga industri pengguna biodiesel baik industri transportasi, pembangkit listrik, dan industri lainnya. Dalam acara ini, Presiden turut didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor, dan Bupati Tanah Bumbu Zairullah Azhar.