Rabu 01 Dec 2021 15:14 WIB

 Inggi Furniture Bertahan Lewat Kualitas dan Omzet Miliaran

Keberhasilan Inggi Furniture salah satunya ditopang bantuan CSR PT Bukit Asam Tbk

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Keberhasilan Inggi Furniture salah satunya ditopang bantuan CSR PT Bukit Asam Tbk senilai Rp 40 juta
Foto: Inggi Furniture
Keberhasilan Inggi Furniture salah satunya ditopang bantuan CSR PT Bukit Asam Tbk senilai Rp 40 juta

EKBIS.CO,  Mengawali usaha dengan keberanian dan tekad kuat diawali oleh sosok berusia 61 tahun bernama Miseno, warga BTN Mandala Tanjung Enim Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatra Selatan.  

Bagaimana tidak, menyandang status sebagai pegawai swasta ternama selama 21 tahun rela dilepasnya. Ia mengaku pernah tercatat menjadi pegawai kontraktor utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Semula usaha meubelnya dirintis dengan tetap bekerja. Tapi tidak berjalan sesuai harapan dan hasilnya tidak optimal. 

Baca Juga

Pulang kerja langsung mengurusi meubel dengan kekuatan fisik yang tersisa usai berkerja membuat badan cepat lelah dan hilang  konsentrasi. Dalam satu hari saja bisa hanya tidur tidak lebih 2 jam. Pertimbangan ini yang harus segera diambil pilihan. 

Dengan keyakinan diri, bisa mendapatkan kehidupan lebih baik lagi sebagai wirausahawan. Tahun 2007, akhirnya keberanian untuk keluar dari perusahaan PAMA berani dijalaninya.

Bertutur kisah kepada Tim Bukit Asam Expose, ia menjadi pegawai perusahaan multinasional  tersebut sejak tahun 1989 lalu. Dengan alasan tidak nyaman terikat waktu hingga akhirnya resain dari perusahaan tersebut. 

Berbekal pengetahuan turun temurun dari orang tua sebagai pengrajin mebel di Malang, Jawa Timur yang merupakan tanah kelahirannya, sedikit banyak bisa dijadikan  modal dasar usahanya. Meskipun, bekal ilmu masih sifatnya manual, bukan mengandalkan teknologi mesin. Serta 0 (Nol) alias tidak ada ilmu sama sekali dalam manajemen bisnis. 

Setelah berdiskusi dengan isteri, Marsiyam, tepat tahun 2007 berdiri usaha mebel dengan nama Inggi Furniture. Nama usaha Inggi Furniture sendiri diambil  dari nama anak bungsunya.

Inggi Furniture memiliki lokasi usaha di BTN Mandala Tanjung  Enim. Dengan dibantu satu orang pekerja, ia mengaku mulai berani memajangkan hasil karya sendiri. Tidak lebih dari 5 unit dipajang didepan toko dengan mengukir sendiri. Berada di tempat strategis, dipinggir jalan memudahkan konsumen melihat produknya. 

Pembeli yang langsung melihat hasil kreasi Inggi Furniture dan sekaligus melihat  proses pengolahan ternyata banyak yang tertarik. Akhirnya barang yang dipajang laku terjual.

Hingga akhirnya, ia dan istrinya memutar otak untuk menambah modal, memperbanyak barang dagangan untuk membeli kayu jati serta membayar tukang door to Door pun dilakukan. Seluruh perbankan baik di Tanjung Enim maupun di Kota Muara Enim didatangi dengan harapan bisa mendapatkan modal tambahan. Akan tetapi, ternyata menurut dia tidak semudah yang diharapkan. Pinjaman dari bank tidak ada satupun berhasil didapatkan. 

Terus kesana kemari mencari pinjaman modal, dan tidak lama dari upaya yang dilakukan akhirnya berhasil mendapatkan pinjaman dari PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar Rp 40 juta tahun 2007. 

Pinjaman ini menjadi angin segar bagi usahanya ditengah semakin banyaknya pembeli yang berdatangan membeli produk Inggi Furniture. Modal Rp 40 juta benar-benar dimanfaatkan untuk semakin memperbanyak macam dan jenis produk Inggi Furniture mulai dari meja, kursi, dan produk meubel lainnya yang semua berbahan jati asli Jepara. 

Sesekali, Inggi Furniture juga menjual meubel khas Sumatra Selatan. Harga yang ditawarkan pun kompetitif sesuai dengan kualitas berkisar dari Rp 3,5 juta sampai dengan Rp 35 juta. Sedangkan produk meubel dijual langsung di toko dan juga ada yang dijual melalui pameran. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement