Dalam kesempatan sama, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga menyampaikan, perempuan pada nyatanya memiliki kekuatan. "Melihat dari jumlah penduduk Indonesia saja, jumlah penduduk perempuan 49,48 persen dari populasi Indonesia. Berarti kalau kita bandingkan dengan laki-laki, kita setara," kata dia.
Ia juga menyebutkan data serupa dengan Teten, bahwa sebanyak 50 persen bisnis usaha mikro dan kecil Indonesia dimiliki dan dikelola oleh perempuan. "Artinya ini kekuatan perempuan," tegas Bintang.
Melihat dari segi ekonomi, data McKinsey Global Institute Analysis (2018) menyimpulkan, Indonesia dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 135 miliar dolar AS per tahun pada 2025 dengan syarat jika partisipasi ekonomi perempuan ditingkatkan.
Selain itu, Hermawan Kartajaya (Incoming Chair International Council for Small Business) mengakui juga sebagian besar pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan.
"Maka dari itu, kreatifitas sangat diperlukan UMKM. Tanpa kreatif, tidak akan ada inovasi. Inovasi adalah solusi baru untuk pelanggan," ujar Hermawan.
Kemudian, lanjut dia, harus ada enterpreneur yang memutuskan apakah inovasi ini bisa jalan atau tidak dengan segala macam pengambilan resiko dan kolaborasi. "Akhirnya, yang menjalankan sehari-hari agar UMKM itu naik kelas adalah leader. Sehingga, urutannya jelas, yakni creativity, innovation, enterpreneurship, dan leadership," jelas Hermawan.