Senin 19 Dec 2022 16:26 WIB

Pedagang Pasar Minta Bulog Segera Gelontorkan Beras Impor

Mengutip data statistik PIBC, total pasokan beras mencapai 29,5 ribu ton.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Warga saat akan membeli beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta (ilustrasi).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga saat akan membeli beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta (ilustrasi).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Pedagang Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) meminta agar Perum Bulog segera menggelontorkan pasokan beras impor yang mulai masuk ke Indonesia. Penggelontoran beras dibutuhkan secara besar-besaran demi meredam kenaikan harga jelang pergantian tahun.

"Beras impor harus sesegera mungkin digelontorkan menjelang Natal atau sebelum berakhirnya tahun karena impor itu untuk kebutuhan stabilisasi," kata Ketua Koperasi Pedagang PIBC, Zulkifli Rasyid, kepada Republika.co.id, Senin (19/12/2022).

Baca Juga

Zulkifli mengatakan, belum terdapat dampak riil dari adanya kebijakan impor beras terhadap penurunan harga. Namun, dampak psikologis mulai terasa oleh para pedagang.

Pasalnya, harga beras yang sebelumnya terus mengalami kenaikan dari pasar induk kini mulai stagnan. Ia menilai, itu disebabkan oleh banyak pedagang dari pasar-pasar ritel yang menahan pembelian dari pasar induk karena menanti masuknya beras impor yang diyakini akan menurunkan harga.

"Harga beras sekarang itu diam, tidak naik tidak turun," katanya.

Rata-rata harga beras di PIBC, menurut Zulkifli, tercatat masih pada kisaran Rp 10.200 per kg untuk jenis medium. Naik cukup tinggi dari sebelumnya pada kisaran Rp 9.000 per kg.

Adapun jika beras Bulog masuk dan dijual seharga Rp 8.300 per kg sesuai aturan pemerintah, diyakini bakal mengerek penurunan harga kembali pada kisaran rata-rata Rp 9.000 per kg di pasar induk. Sementara oleh pedagang ritel dapat dijual Rp 9.450 per kg ke konsumen sesuai HET.

"Jadi saat ini yang penting barangnya cukup dulu, kalau tidak cukup, bukan kami membangkang tapi memang terpaksa menjual di atas HET," ujar dia.

Mengutip data statistik PIBC, total pasokan beras mencapai 29,5 ribu ton atau di bawah batas aman sebesar 30 ribu ton. Dari volume tersebut, pasokan beras Bulog cukup minim, hanya mengisi sekitar 3,55 persen.

Oleh sebab itu, Zulkifli meyakini, jika pasokan beras dari Bulog dapat digelontorkan secara masif, akan mampu meredam kenaikan harga bahkan menurunkan harga beras di PIBC yang akan berdampak pada pasar-pasar turunan.

Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaluddin Iqbal, mengatakan, beras impor digunakan sebagai tambahan stok cadangan beras pemerintah. Beras impor tersebut, kata Awaluddin pun kan disebar ke gudang-gudang Bulog di berbagai daerah untuk memperkuat cadangan beras setempat.

"Tentu apabila stok sebelumnya habis, maka beras ini akan digelontorkan sesuai ketentuan," ujarnya.

Adapun hingga awal pekan ini, Bulog mencatat total sudah terdapat 20 ribu ton beras impor yang masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok dan Merak. Hingga akhir tahun, total akan terdapat beras impor sebanyak 200 ribu ton yang masuk dan dilanjutkan pada Januari-Februari 2023 sebanyak 300 ribu ton. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement