EKBIS.CO, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menjajaki peluang kerja sama dagang dan investasi dengan Myanmar, khususnya dalam pengembangan ekosistem energi baru dan terbarukan (EBT).
Dalam roadshow di Myanmar, Ketua Kadin Indonesia sekaligus Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid menekankan peran sektor bisnis dan swasta dalam menjalin hubungan dagang atau investasi pada energi berkelanjutan adalah hal yang penting. Kerja sama kedua pihak untuk mencapai pertumbuhan ekonomi ASEAN serta komitmen net zero emission pada 2060.
Potensi energi baru dan terbarukan ini perlu untuk dikembangkan oleh kedua negara sebagai upaya ASEAN mencapai net zero emission. "Myanmar dan Indonesia mampu bekerja sama untuk bisa memanfaatkan energi baru terbarukan ini menjadi pembangkit energi listrik," kata Arsjad dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (4/5/2023).
Myanmar dan Indonesia memiliki potensi energi surya, angin, hidro, bioenergi, panas bumi, dan laut yang bisa dimanfaatkan. Dalam pengembangan energi air, Myanmar dan Indonesia masuk dalam 20 negara teratas di dunia dengan potensi pembangkit listrik air sebagai EBT, tetapi belum dimanfaatkan.
Arsjad menuturkan, dalam kunjungan tersebut, delegasi ASEAN-BAC juga mendorong isu prioritas serta warisan program ASEAN. Salah satunya melalui proyek warisan ASEAN Business Entity yang diinisiasi oleh Keketuaan ASEAN-BAC Indonesia.
ASEAN Business Entity bertujuan untuk meningkatkan dan memberikan insentif investasi intra-ASEAN untuk pengembangan industri dan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. ASEAN-BAC terus memperkuat kerja sama serta stabilitas perekonomian antar negara di ASEAN, tidak terkecuali dengan Myanmar.
"Seluruh negara ASEAN akan tumbuh bersama dalam hal ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, merangkul seluruh negara ASEAN, termasuk Myanmar," ungkap Arsjad.