Selasa 05 Dec 2023 12:31 WIB

Serikat Pekerja Sebut Pengusaha Berlebihan Kaitkan Boikot Pro Israel Picu PHK

Mirah Sumirat menilai, pengusaha lebay mengaitkan aksi boikot dan PHK buruh.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Erik Purnama Putra
Caleg PDIP Maidestal Hari Mahesa menggelar demo boikot produk terafiliasi Israel di depan outlet Starbucks, Pizza Hut, dan McDonald
Foto:

Mirah melanjutkan, Aspek mengingatkan para pengusaha untuk tidak memanfaatkan situasi gerakan boikot produk pro Israel untuk melakukan PHK. Pasalnya, tanpa adanya boikot, justru PHK selalu terjadi di Indonesia dan kalangan buruh selalu dirugikan.

Menurut Mirah, sebenarnya sebelum adanya isu pemboikotan buruh di Indonesia sudah banyak mengalami pemutusan hubungan kerja. "Buruh di Indonesia itu sudah di-PHK secara mudah dan murah. Ini bergelimpangan bukan karena isu pemboikotan. Jadi, janganlah mengambinghitamkan isu pemboikotan," kata Mirah.

Menurut dia, jauh sebelum adanya isu boikot produk pro Israel, kalangan buruh Indonesia justru kerap mengalami PHK. Bahkan, pemecatan bisa dilakukan dengan mudah dan murah. Mirah menilai, hal itu justru terjadi imbas kebijakan adanya Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja yang membuka ruang luas bagi pemilik usaha melakukan PHK seenaknya.

"Jadi, janganlah mengkambinghitamkan isu pemboikotan terhadap produk yang terafiliasi, pengusaha mau melaukan PHK hanya gara-gara ada boikot. Jadi, jangan mendompleng lah," ujar Mirah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement