Pertimbangan ketiga yakni masih adanya efek dari konflik geopolitik maupun kenaikan harga minyak. Namun, lanjut Yusuf, tantangan dari nilai tukar rupiah masih berada pada kondisi di pasar keuangan yang relatif masih dipengaruhi sentimen dari langkah Bank Sentral Amerika Serikat dalam merespons kondisi ekonomi global.
Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira juga memproyeksikan BI belum akan menurunkan suku bunganya dari posisi saat ini sebesar enam persen. "Proyeksinya suku bunga akan bertahan," kata Bhima kepada Republika.co.id, Kamis (21/12/2023).
Bhima menuturkan, BI perlu juga mengantisipasi tekanan rendahnya dana investasi asing di portofolio. Khususnya antisipasi tersebut perlu dilakukan menjelang pemilu pada Februari 2024.
"Tercatat dalam enam bulan terakhir nett sells dana asing di pasar saham mencapai Rp 28,3 triliun," ucap Bhima.
Di sisi lain, Bhima mengungkapkan kinerja ekspor juga masih terbilang belum begitu baik meskipun terdapat surplus dagang yang sifatnya semu. Menurutnya, hal tersebut mampu mempengaruhi devisa untuk menjaga stabilitas kurs.