Sementara itu, terkait penjajakan ini sejalan dengan keikutsertaan salah satu perusahaan kopi Indonesia dalam Pameran Agrikultur terbesar di Eropa yaitu SIA Paris Expo di akhir Febrari 2024. SIA Paris Expo mengusung tema "Komoditas pertanian berbasis Indikasi Geografis".
Kopi Sembalun menjadi model awal fasilitasi, sinkronisasi dan koordinasi kemitraan pada akses pembiayaan pemasaran serta pemanfaatan teknologi. Kemenkop UKM bersama perusahaan kopi memasarkan kopi dari Sembalun di kaki Gunung Rinjani ke pasar Eropa, yang sudah terkolaborasi dengan Kemenlu, KBRI di Paris dan Mitra BUMN.
Jadi, upaya menemui para petani kopi Sembalun di Lombok adalah untuk meningkatkan akses pasar, sehingga kopi dari daerah ini memiliki pasar lokal maupun global yang baik.
Gerakan tersebut akan dapat dicapai dengan kolaborasi bersama antara entitas bisnis, kementerian/lembaga seperti Kemenkop UKM sebagai penggerak.
Sedangkan dalam rangka efektivitas pelaksanaan kerja sama kemitraan kopi berbasis Indikasi Geografis (IG), perlu dukungan koordinasi dan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan terkait, para petani kopi dan juga UMKM setempat, selain perbankan sebagai akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Dukungan tersebut khususnya dalam hal pendidikan dan pelatihan serta pendampingan petani Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) di bidang teknis budi daya kopi dan peningkatan kualitas produk kopi atau penanganan pascapanen, sehingga dapat memenuhi standard kualitas produk kopi berbasis IG yang sesuai dengan permintaan pasar.
Melalui kemitraan dengan petani MPIG Kintamani Bali, MPIG Java Preanger Jawa Barat, MPIG Kerinci Jambi, MPIG Gayo Aceh, dan Jawa Timur, produk kopi Nusantara ini kemudian dibeli Perusahaan Starbucks melalui kantor di Switzerland, Jepang, Belanda, dan Saudi Arabia.
Humas Kementerian Koperasi UKM, Syahrul, yang hadir dalam kegiatan sosialisasi dan serap aspirasi petani kopi di Lombok mengatakan bahwa negara akan selalu hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat, termasuk petani kopi. Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan petani yang mengikuti kegiatan bisa menularkan ilmu tentang kopi dan teredukasi untuk menjawab kebutuhan pasar dunia.
Petani yang selama ini sulit menjual hasil panen kopinya, ke depan diharapkan bisa lebih fokus pada perawatan dan pengelolaan pascapanen. Kopi hasil produksi petani nantinya dijual melalui koperasi petani kopi dan difasilitasi perusahaan kopi dalam pemasarannya.
Harapan petani kopi....