Starbucks
Pekan lalu, jaringan gerai kopi Starbucks menurunkan target penjualan tahunan mereka setelah ada penurunan tajam. Perusahaan ini kini berharap penjualan setahun penuh secara global maupun di AS tumbuh dari 4 hingga 6 persen. Target sebelumnya, 5-7 persen.
CEO Starbucks Laxman Narasimhan menyampaikan, pihaknya melihat perubahan drastis kunjungan pelanggan dan penjualan di Timur Tengah terkait perang Gaza. Demikian pula di AS. Pengunjuk rasa mendesak perusahaan berbasis di Seatlle ini untuk menentang Israel.
Secara terpisah, konsumen di Indonesia memboikot Starbucks dan McDonald’s sejak perang Gaza meletus.
Persoalan juga muncul setelah serikat pekerja, Starbucks Workers United, menghimpun ribuan barista di seantero AS dari 360 kafe di AS menunjukkan dukungan pada Palestina melalui akun X, beberapa hari setelah perang Gaza meletus. Postingan itu dihapus sejam kemudian.
Starbucks menggugat serikat pekerjanya sendiri di pengadilan Iowa karena penyalahgunaan logo. Mereka diminta tak menggunakan nama dan logo Starbucks. Manajemen Starbucks menyatakan postingan dukungan pada Hamas merusak reputasi mereka.
Mereka juga mengeklaim menerima lebih dari 1.000 telepon yang mengeluhkan aksi serikat pekerja itu. Selain itu, sejumlah gerak kopi Starbucks menjadi sasaran vandalisme. Serikat pekerja kemudian menggugat balik.
Mereka meminta pengadilan federal di Pennsylvania memutuskan agar logo Starbucks tetap bisa digunak dalam aktivitasnya. Mereka menuding Starbucks mencemarkan nama baik.
Coca-Cola
Pabrik minuman berkarbonasi ini sudah lama terjebak dalam konflik di Timur Tengah. Dari 1967 hingga 1991, mereka diboikot oleh Liga Arab karena membangun pabrik botol minumannya di Israel. Saat ini, Coca Cola juga masuk dalam daftar boikot yang beredar luas di media sosial.
Meski tak tampak jelas saat ini, afiliasi masa lalu Coca Cola dengan Israel serta reputasinya sebagai perusahaan Amerika cukup untuk melihat hubungannya dengan Israel. Amerika selama ini merupakan sekutu dekat Israel.
Pada November 2023, parlemen Turki sepakat untuk mengenyahkan minuman ringan itu dari rak-rak toko dan restoran. Distributor Coa Cola di Turki melaporkan, penjualan pada kuartal terakhir 2023 mengalami penurunan 22 persen.
Sedangkan di Mesir, boikot terhadap Coca Cola dan produk minuman ringan Amerika lainnya menjadi berkah bagi merek minuman soda yang telah berumur seratus tahun, Spiro Spathis. Alhasil, penjualan mereka naik tajam.