Kenaikan cukup tinggi dibandingkan dengan outlook 2024, jelas Arifin, disebabkan oleh metode perhitungan perhitungan regresi nonlinear untuk konsumsi BBM terhadap perkiraan PDB tahun 2025. Juga metode eskalasi laju pertumbuhan ekonomi berdasarkan data penyaluran BBM dengan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen.
"Selain itu pada tahun 2024 ini, telah dilakukan penertiban penggunaan barcode pada program subsidi tepat," kata Menteri ESDM.
Berikutnya, mengenai LPG. Seperti sudah disingggung di atas, mencermati realisasi sampai dengan Mei 2024, dan outlook 2024, pemerintah mengusulkan volume LPG 3 kg dalam RAPBN tahun anggaran 2025 sebesar 8,17 juta metrik ton.
Arifin menjelaskan arah kebijakan LPG yaitu melanjutkan upaya transformasi subsidi LPG tabung 3 kg menjadi berbasis penerimaan manfaat. Ini terintegarasi dengan data penerima manfaat yang akurat.