Senin 01 Jul 2024 16:10 WIB

Impor Barang Israel ke Indonesia Melonjak, Pengamat Menduga yang Mengatur Singapura

Dalam konteks perdagangan Singapura penghubung antara Indonesia dengan Israel.

Rep: Eva Rianti/ Red: Gita Amanda
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan ada lonjakan tajam impor dari Israel ke Indonesia hingga mencapai 340 persen pada periode Januari-April 2024.
Foto:

Boikot senjata kolektif dukung Palestina

Dosen Perbankan Syariah, Universitas Ahmad Dahlan, Hilma Fanniar Rohman mengatakan meskipun boikot sering kali dianggap sebagai upaya langsung untuk memberikan tekanan ekonomi, pengaruh utamanya mungkin terletak pada kemampuan untuk meningkatkan kesadaran politik dan memicu aksi kolektif.

Baru-baru ini, pemegang waralaba Starbucks di Timur Tengah, Alshaya Group, mengumumkan pemutusan hubungan kerja terhadap sekitar 2.000 karyawan, atau sekitar empat persen dari total tenaga kerjanya. Keputusan ini, yang diambil akibat kondisi perdagangan yang semakin sulit setelah terjadi boikot regional dan internasional pada perusahaan yang dianggap mendukung Israel atau tentaranya.

Dengan serangan Israel di Gaza, Tepi Barat maupun Rafah, seruan untuk boikot juga semakin kuat di Barat. Hilma mengatakan, teknologi memainkan peran kunci, dengan tagar di platform media sosial seperti X dan TikTok yang mengajak untuk memboikot perusahaan-perusahaan yang terkait dengan Israel.

"Aplikasi seluler seperti NoThanks dan Buycott juga membantu orang mengidentifikasi merek-merek yang relevan untuk diboikot," ujarnya dalam siaran pers, Ahad (30/6/2024).

photo
Rupa-Rupa Dampak Boikot Israel - (Republika)
 
Apakah boikot cukup? ...

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement