Jumat 09 Aug 2024 11:42 WIB

Strategi Selamatkan Lingkungan dari Emisi Gas Buang

AceBlue merupakan Diesel Exhaust Fluid untuk kurangi emisi nitrogen oksida.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Gas buang kendaraan menjadi kontributor terbesar atas buruknya kualitas udara Indonesia, terutama Jakarta.
Foto: Dok Republika
Gas buang kendaraan menjadi kontributor terbesar atas buruknya kualitas udara Indonesia, terutama Jakarta.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Gas buang kendaraan menjadi kontributor terbesar atas buruknya kualitas udara Indonesia, terutama Jakarta. Rendahnya kualitas bahan bakar mesin (BBM) yang mayoritas di bawah standar Euro 4 pun berdampak besar terhadap peningkatan polusi udara. 

"Saat ini, sebagian besar kota-kota besar di seluruh dunia terpapar polusi udara akibat dari emisi gas buang kendaraan bermotor maupun pabrik industri," ujar Pendiri PT Ace Jaya Energy (AJE) Ruddy Soerjanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (8/8/2024).

Baca Juga

Ruddy mengatakan rendahnya kualitas udara berakibat buruk bagi kesehatan masyarakat. Ruddy mengatakan polusi udara menjadi salah satu penyebab utama berbagai penyakit pernapasan dan kardiovaskular, serta memperburuk kualitas hidup warga kota.

Untuk menekan tingginya polusi udara akibat gas buang kendaraan, Ruddy menyampaikan perusahaan baru saja meluncurkan produk terbarunya, AceBlue sekaligus pengiriman perdana ekspor sebanyak 36 ribu liter ke Jepang. Ruddy mengatakan AceBlue merupakan Diesel Exhaust Fluid (DEF) untuk mengurangi emisi nitrogen oksida (NOx) dari gas buang kendaraan dan mesin diesel.

"AceBlue merupakan cairan yang digunakan bersama teknologi Selective Catalytic Reduction (SCR) untuk mengubah NOx menjadi nitrogen dan air yang tidak berbahaya. Produk ini membantu mengurangi emisi NOx hingga 90 persen, menurunkan tingkat polusi udara, dan meningkatkan kualitas udara," ucap Ruddy.

Ruddy menjelaskan terdapat tiga varian produk yang meliputi AceBlue 32 untuk kendaraan bermesin diesel dengan SCR, AceBlue 40 untuk armada laut atau mesin diesel berkapasitas besar, dan AceBlue 50 untuk pabrik-pabrik yang mengeluarkan emisi gas buang dari pembakaran.

"AceBlue menjadi komitmen kami untuk aktif berperan mengurangi emisi gas buang berbahaya dari mesin diesel sekaligus membantu program pemerintah yang telah melakukan banyak hal dalam mengatasi masalah ini," ujar Ruddy.

Ruddy mengatakan AceBlue membidik operator kendaraan komersial, industri transportasi dan logistik, pengguna kendaraan pribadi diesel, sektor pertambangan, PLTU dan industri berat, perkapalan, dan pengguna individu dengan kendaraan diesel modern (standar emisi Euro 4, Euro 5, dan Euro 6). Ruddy menyampaikan perusahaan ingin membantu operator kendaraan darat bermesin diesel (mobil, bus, kereta api), industri logistik, industri manufaktur lainnya serta pengguna individu untuk memenuhi regulasi emisi yang ketat dan

menjaga lingkungan tetap bersih.

"Puluhan tahun sebagai pengusaha, saya fokus meningkatkan nilai perusahaan. Namun, kali ini saya fokus ingin berbisnis sekaligus berkontribusi dalam perbaikan kondisi lingkungan yang berkelanjutan demi masa depan lingkungan lebih baik. Kami mungkin bukan yang pertama di Indonesia, tapi kami yakin bahwa kami yang terbaik dan terbesar," kata Ruddy.

Co-Founder AJE Lydia Masehi mengatakan pangsa pasar AceBlue cukup seimbang antara pasar domestik dan ekspor masing-masing 50 persen. Lydia menyampaikan besarnya proporsi ekspor tak lepas dari kondisi Indonesia yang belum optimal dalam penerapan standar Euro 4 ke atas.

"Kami terus mengembangkan untuk pasar lokal karena memang secara regulasi transportasi di Indonesia masih menerapkan standar Euro 3, sementara di negara maju yang sangat memperhatikan polusi dan dampaknya sudah menerapkan minimum Euro 5 dan Euro 6," ujar Lydia.

Pasar terbesar ACE....

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement