EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah diprediksi bakal melanjutkan pelemahan pada awal pekan ini, Senin (2/9/2024). Pengamat menilai pelemahan terjadi seiring dengan pasar menunggu keputusan The Federal Reserve untuk memastikan kebijakan pemangkasan suku bunga.
"Pada perdagangan akhir pekan (Jumat, 30 Agustus 2024) mata uang rupiah ditutup melemah 31,5 poin di level Rp 15.455,5 dari penutupan sebelumnya di level Rp 15.423,5 per dolar AS. Untuk perdagangan Senin depan (2/9/2024), mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.440-Rp 15.520 per dolar AS," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangan pers, dikutip Ahad (1/9/2024).
Ibrahim menjelaskan mengenai sentimen yang memengaruhi pelemahan mata uang Garuda. Dia menyebut, dolar AS mengalami penguatan, terbantu oleh tanda-tanda ketahanan ekonomi AS yang terus berlanjut.
Hal itu terjadi setelah data produk domestik bruto (PDB) yang dirilis pada Kamis menunjukkan ekonomi tumbuh lebih dari yang diperkirakan pada kuartal II 2024. Data indeks harga PCE -pengukur inflasi pilihan Fed- juga menunjukkan inflasi sedikit meningkat pada Juli 2024.
"Ekonomi yang kuat dan inflasi yang lesu membuat Fed kurang bersemangat untuk memangkas suku bunga secara tajam," ujar Ibrahim.
Ibrahim menyebut, para pedagang masih mempertahankan taruhan untuk pelonggaran pada September. Mereka dinilai lebih condong ke arah pemotongan yang lebih kecil, 25 basis poin, mengutip CME Fedwatch.
Sementara itu, dari dalam negeri, Ibrahim mengatakan, pemerintah akan memperhatikan faktor-faktor pendorong pertumbuhan ekonomi agar target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen dapat tercapai pada kuartal III 2024.
Konsumsi, investasi, ekspor, impor dinilai akan terus diperhatikan untuk menjaga agar pertumbuhan ekonomi bisa tetap terjaga pada tingkat 5,1 persen. Selain itu perpolitikan dalam negeri pun semakin stabil paska Pilpres 2024.