Pun demikian dengan lifting gas. Ia melihat ada isu berulang yang selama ini terjadi. Apalagi kalau bukan rumitnya perizinan.
Presiden meminta persoalan tersebut harus segera dibenahi. Sehingga bisa menarik minat para investor. Tentunya, jika banyak investasi masuk, eksplorasi jalan, dan volume lifting migas meningkat.
"Tanpa penyederhanaan izin, tanpa membuat simpel regulasi yang kita miliki, sangat sulit kita bersaing, berkompetisi dengan negara-negara lain. Karena sekali lagi ini saya sampaikan, ke depan, negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat, bukan negara besar mengalahkan negara kecil, bukan negara kaya mengalahkan negara berkembang, tapi negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat," ujar Jokowi, menegaskan.
Secara keseluruhan Presiden menyebut ESDM merupakan sektor sangat strategis yang memberikan multiplier effect bagi perekonomian nasional. Dari 2014 - 2024, kata dia, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor ESDM kurang lebih Rp 1800 triliun. Pada 2022 Rp 348 triliun. Kemudian di 2023, Rp 229 triliun.
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengucapkan terima kasih kepada kepala negara yang bisa menyempatkan hadir. "Di era bapak memimpin bangsa ini, saya tiga kali dilantik bapak," ujar Bahlil.
Ia pernah menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Kemudian ia didapuk menjadi Menteri Investasi/Kepala BKPM. Lalu kini berada di Kementerian ESDM.
"Bulan Agustus (2024) kemarin selain tiga kali pelantikan, saya juga dilantik dengan warna kuning, karena itu terima kasih. Tidak terasa waktu berlalu, sebentar lagi akan memusuki tanggal 20 Oktober, dan ada pertemuan, pasti ada perpisahan," ujar Bahlil.
Ada beberapa hal yang masuk dalam skala prioritas atau pegangan Kementerian ESDM berdasarkan arahan Presiden. Dua di antaranya, yakni transisi energi, dan hilirisasi.