Ahad 13 Oct 2024 09:00 WIB

Profit Jumbo BUMN, Siapa Paling Besar?

Transformasi di tubuh BUMN mampu mengangkat perusahaan jadi lebih efektif dan efisien

Rep: Redaksi/ Red: Teguh Firmansyah
Produksi Migas Pertamina
Foto:

Pada 2023 laba bersih BRI tahun berjalan secara konsolidasian sebesar Rp 60,4 triliun naik 17,5 persen secara year on year (yoy) dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 51,40 triliun. Angka itu merupakan rekor tertinggi yang pernah dicapai oleh BRI sepanjang sejarah.

Pencapaian itu sejalan dengan penyaluran kredit BRI yang menyentuh Rp 1.266,4 triliun atau tumbuh 11,2 persen (yoy). Sumbangsih terbesar yakni dari kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Rp 1.068 triliun, atau berkontribusi 84,4 persen dari total kredit BRI.

photo
Growpreneur by BRI lahir untuk menjadi sarana pendukung UMKM naik kelas, dengan menyediakan wadah berkumpul bagi komunitas UMKM BRI. - (BRI)

Seperti halnya dengan sektor migas, peningkatan laba bersih perusahaan juga tak terlepas dari perbaikan kinerja internal perusahaan. Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, perseroan akan terus mencermati perkembangan kondisi perekonomian global dan pada saat bersamaan akan lebih fokus pada tantangan domestik.

Salah satu bentuk komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yakni dengan tetap mendorong penciptaan lapangan pekerjaan khususnya pada segmen UMKM melalui penyaluran kredit yang berkualitas. BRI meyakini pemberdayaan yang terus dilakukan perseroan kepada segmen UMKM memiliki dampak terhadap daya tahan ekonomi nasional

Disamping itu, Sunarso menambahkan bahwa BRI sebagai perusahaan BUMN, memiliki peran sebagai agent value creator dan agent of development. Agar dapat menjalankan fungsi tersebut secara simultan, BRI harus mencetak keuntungan. Sunarso menekankan bahwa sebagai 'bank rakyat', keuntungan yang diperoleh BRI pun pada akhirnya akan kembali ke negara sebagai pemegang saham mayoritas, selanjutnya dipergunakan untuk kepentingan rakyat Indonesia melalui berbagai program Pemerintah.

"Dengan memperoleh keuntungan atau economic value, maka perusahaan BUMN bisa memiliki modal untuk menciptakan social value sehingga ekonomi akan berputar. Dan BRI sudah membuktikan bahwa selama ini bisa menjalankan peran economic value dan social value secara simultan,” ujar Sunarso.

Sementara PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membukukan laba bersih Rp 26,6 triliun di Semester I 2024. Laba ini tumbuh 5,3 persen (yoy) dibandingkan periode sebelumnya Rp 25,23 triliun.

Hasil luar biasa diraih pada 2023. Sepanjang 2023, Perseroan mampu membukukan profit sebesar Rp 55,1 triliun, tumbuh 33,7 persen (yoy). Perolehan laba tersebut menjadi yang terbesar sejak Bank Mandiri berdiri 26 tahun lalu.

Tingginya angka profit dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas penyaluran kredit Mandiri. Pada paruh pertama 2024 realisasi penyaluran kredit konsolidasi mencapai Rp 1.532 triliun di paruh pertama 2024, tumbuh 20,5 persen (yoy).

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, menyatakan pertumbuhan kredit yang melebihi rata-rata industri perbankan ini tidak lepas dari stabilitas dan perkembangan ekonomi Indonesia, meskipun di tengah dinamika ekonomi global.

Salah satu strategi yang dilakukan perseroan untuk menjaga pertumbuhan tersebut antara lain dengan pengembangan teknologi dan digitalisasi, penguatan kolaborasi, optimalisasi ekosistem bisnis nasabah, memaksimalkan potensi ekonomi di wilayah, serta peningkatan kualitas aset dan manajemen risiko.

Hal ini sejalan dengan upaya Bank Mandiri yang selalu Adaptif dan Solutif untuk selalu bergerak maju, beradaptasi dengan perkembangan zaman, serta menghadirkan solusi yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Bank Mandiri berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan serta memberikan nilai tambah kepada ekonomi Indonesia, melalui inovasi dan transformasi digital, Bank Mandiri diharapkan dapat semakin dekat dengan masyarakat,” ujar Darmawan.

photo
Aplikasi Livin by Mandiri. - (Bank Mandiri)

Adapun PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI/BBNI) menorehkan peningkatan laba bersih mencapai 3,8 persen secara tahunan pada semester pertama 2023 atau sebesar Rp 10,69 triliun. Kinerja positif ini diprediksi juga bakal berlanjut hingga akhir tahun.

Pencapaian laba yang baik ini didukung kinerja kredit yang mengalami akselerasi di kuartal kedua sehingga BNI mampu mencatatkan pertumbuhan kredit per Juni 2024 sebesar 11,7 persen menjadi Rp 727 triliun, meningkat dibandingkan pertumbuhan kredit di kuartal pertama yang sebesar 9,6 persen (yoy).

Pertumbuhan kredit ini dihasilkan dari ekspansi yang prudent di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, kredit konsumer, dan Perusahaan Anak.

"Ekspansi kredit kami fokuskan pada debitur top tier di masing-masing industri dan regional yang diikuti optimalisasi bisnis dari ekosistem debitur, sehingga mendorong pertumbuhan kredit di segmen lainnya, seperti konsumer yang tumbuh hingga 15,1 persen,” ujar Direktur Utama BNI Royke Tumilaar.

Royke tak menampik, akselerasi pertumbuhan kredit ini juga tidak lepas dari stabilnya perekonomian nasional di tengah kondisi global yang sangat dinamis, serta operating environment yang membaik bagi perbankan.

Terutama, kata ia sejak Bank Indonesia (BI) memberikan insentif berupa pelonggaran atas kewajiban pemenuhan giro wajib minimum (GWM) dalam rupiah kepada bank yang menyalurkan kredit atau pembiayaan kepada sektor tertentu, yang berlaku sejak 1 Juni 2024.

Pertumbuhan industri perbankan memang dipengaruhi berbagai faktor, termasuk kondisi eksternal seperti geopolitik timur tengah dan kebijakan suku bunga Bank Sentral AS (the Fed). Gejolak pasar uang dapat menghantam sewaktu-waktu.

Untuk itu, prinsip kehati-hatian menjadi faktor Utama dalam menjaga agar bank memiliki fundamental cukup baik.

Tak hanya, BRI, BNI dan Bank Mandiri, BTN juga berperan dalam perekonomian nasional dengan mendorong sektor properti. Sektor perumahan dan properti memiliki multiplier effect yang dapat menggerakkan 185 subsektor industri lainnya, seperti material bahan bangunan, furnitur dan lain sebagainya.

Sepanjang tahun 2023, BTN yang menorehkan laba bersih sebesar Rp 3,5 triliun, telah mengalirkan kredit senilai lebih dari Rp 333,6 triliun. Kredit yang mengalir ke sektor properti diharapkan dapat berkontribusi optimal terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu optimistis sektor properti Indonesia akan tetap bertumbuh pesat karena rasio KPR terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masih tertahan di angka 3 persen, jauh di bawah negara-negara tetangga di ASEAN. Selain itu, masih terdapat 12,7 juta keluarga yang belum memiliki rumah dan 1,8 juta pernikahan baru setiap tahunnya.

Di samping itu, diperkirakan terdapat tambahan 77 juta orang Indonesia yang akan digolongkan sebagai segmen berpendapatan menengah pada 2025. Terlebih lagi, pemerintah memiliki visi Indonesia Emas 2045, yaitu sebuah cita-cita mulia agar Indonesia menjadi bangsa dan negara yang berdaulat, maju, adil, dan makmur pada 2045 atau saat merayakan 100 tahun kemerdekaan.

“Misi BTN adalah untuk go beyond mortgage/KPR, yakni menjadi penyedia solusi perbankan dan keuangan dalam satu atap (One Stop Financial Solution). Untuk itu, BTN juga menyasar bisnis-bisnis di luar KPR namun tetap terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan sektor perumahan,” kata Nixon.

Pengamat Ekonomi Ryan Kiryanto mengatakan, penurunan suku bunga The Federal Reserve atau Fed Funds Rate (FFR) pada merupakan kabar yang positif bagi perekonomian global, baik bagi negara maju maupun negara berkembang. Termasuk bagi Indonesia sebagai negara mitra dagang AS.

“Membaiknya ekonomi AS menjadi sentimen positif untuk ekonomi Indonesia karena AS adalah salah satu mitra dagang utama Indonesia, selain Jepang, China, dan India,” katanya.

 

Bisnis data dongkrak telekomunikasi

Sektor lain yang tak kalah strategis dan menghasilkan profit cukup besar adalah telekomunikasi. Pertumbuhan sektor ini sejalan dengan perbaikan kinerja perusahaan, dan penggunaan internet yang terus meningkat baik dari sisi pengguna maupun waktu.

Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2024 menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 221,56 juta orang pada tahun 2024. Laporan wearesocial menyebut bahwa 66,5 persen masyarakat Indonesia berselancar di dunia maya rata-rata sehari 7 jam 28 menit.

Pada tahun lalu, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) membukukan lonjakan laba hingga 18,3 persen atau Rp 24,6 triliun dibandingkan tahun sebelumnya di angka Rp 20,75 triliun pada 2022 silam. Telkom masuk lima besar BUMN dengan profit terbesar.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement