Kamis 28 Nov 2024 13:45 WIB

KAI: TOD Jadi Solusi Atasi Kebutuhan Hunian bagi Masyarakat Perkotaan

KAI medukung upaya pemerintah untuk meningkatkan layanan masyarakat.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Satu rangkaian KRL Commuterline melintasi pembangunan rumah susun terintegrasi dengan sarana transportasi atau Transit Oriented Development (TOD) di Stasiun Tanjung Barat, Jakarta, Kamis (9/1/2020). Pemerintah menggalakkan pembangunan hunian yang terintegrasi dengan moda transportasi umum (TOD) di sejumlah stasiun sebagai salah satu solusi penyediaan perumahan sekaligus upaya mengurangi kemacetan lalu lintas. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Foto:

"Dengan luas lahan sekitar 76.326 meter persegi, hunian ini terdiri atas 898 unit yang dirancang untuk mendukung gaya hidup modern dan efisien," sambung Anne.

Selain dukung terhadap proyek TOD, Anne mengatakan KAI juga bangga dapat memberikan pengalaman langsung kepada para menteri mengenai peran strategis Commuter Line dalam mendukung mobilitas yang efisien dan berkelanjutan. Hal ini juga menunjukkan bagaimana TOD menjadi solusi inovatif untuk mengatasi tantangan perkotaan.

“Penggunaan Commuter Line dalam kunjungan kerja ini diharapkan dapat semakin mempopulerkan transportasi publik sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat modern, sekaligus mendukung visi besar KAI menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia,” kata Anne.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyambut baik langkah sinergi yang diusulkan Maruarar Sirait melalui berbagai terobosan, apalagi mengingat BUMN masih kerap terkendala di sisi regulasi. Salah satu terobosan yang paling disorotinya adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang tenornya akan diperpanjang hingga 30 tahun.

"Yang kedua bagaimana misalnya contoh di tempat hari ini, perumahan rakyat versi apartemen lah yang harganya Rp 270 jutaan. Nah, itu juga ada tentu isu regulasi, di mana kalau BTN ini diberikan kesempatan pendanaan yang cukup, saya rasa BTN tidak kesulitan membangun 800 ribu rumah secara supporting untuk finansial. Nah, kalau pendanaannya tidak mencukupi bagaimana BTN bisa?" ucap Erick.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement