“Visi Presiden sangat tepat. Swasembada pangan adalah solusi untuk mengentaskan kemiskinan di sektor pertanian dan memastikan Indonesia menjadi lebih kuat secara global,” ujar Yadi.
Untuk mendukung pemerintah, KTNA telah menetapkan delapan poin program dalam Sarasehan Nasional KTNA. Di antaranya adalah mendukung brigade swasembada pangan dan transformasi pertanian tradisional ke modern melalui mekanisasi teknologi.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyoroti krisis tenaga penyuluh yang hanya berjumlah 38 ribu orang. Itu jauh dari kebutuhan ideal sebanyak 83 ribu penyuluh. Saat ini, satu penyuluh harus melayani hingga lima desa.
"Penyuluh adalah ujung tombak dalam pendampingan petani. Idealnya, satu desa memiliki satu penyuluh. Namun, saat ini kondisinya sangat jauh dari ideal. Karena itu, Presiden Prabowo telah menyetujui kewenangan penyuluh ditarik ke pusat,” ujar Amran.
Menurutnya, pemindahan kewenangan ini akan mempermudah koordinasi dari pusat dan mempercepat program kerja. Terutama untuk meningkatkan produktivitas petani melalui pendampingan yang lebih intensif.
“Langkah ini sangat penting untuk memastikan setiap desa mendapatkan pendampingan optimal, mulai dari penggunaan pupuk, teknologi, hingga teknik bertani yang lebih efisien. Ini adalah langkah besar menuju swasembada pangan,” kata Amran.