Sabtu 26 May 2012 13:47 WIB

Kritis, Jumlah Lahan Pertanian di Indonesia

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Lahan pertanian, salah satu faktor penopang ketahanan pangan nasional (ilustrasi)
Foto: banten.go.id
Lahan pertanian, salah satu faktor penopang ketahanan pangan nasional (ilustrasi)

EKBIS.CO, SEMARANG -Jumlah lahan pertanian di Indonesia menuju kondisi kritis. Ukuran lahan yang sangat kecil, diperparah dengan banyaknya alih fungsi lahan. Dua permasalahan tersebut diungkapkan Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan.

Menurut dia, dua hal yang sangat dirasakan dan menjadi permasalahan dalam pertanian yakni ukuran lahan pertanian Indonesia yang kecil dan banyaknya alih fungsi lahan.

 

Luas lahan pertanian di Indonesia sekitar 13 juta hektare. Jika dibagi dengan jumlah petani pangan sebanyak 30 juta orang, maka rata-rata lahan per petani hanya sebatas 0,3 hingga 0,4 hektare.

"Size pertanian kita itu kecil. (sehingga), dalam cara apapun, sebaik apapun, hasinya tidak akan kredibel," ujar Wamen dalam acara Musyawarah Nasional II Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri Indonesia (MAI), Jumat (25/5) malam di Hotel Semesta Semarang.

 

Lahan yang kecil tersebut pun masih harus menghadapi alih fungsi lahan yang terus terjadi. "Bukan perluasan, tapi yang terjadi justru penurunan," kata Rusman.

Lahan pertanian yang terkonveksi di Pulau Jawa, menurut dia,  mencapai 50 ribu hektare per tahun. Khusus di DIY, mencapai 200 hektare per tahun lahan pertanian yang beralih fungsi.

 

Selain itu, menurut Rusman, jumlah lahan yang diatur dalam perda tak sesuai dengan jumlah pada realitanya. Kondisi ersebut membuat kesempatan alih fungsi semakin menjadi-jadi.

"Setelah kita jumlahkan, jumlah lahan yang diperdakan jauh lebih kecil dari eksisting lahan yang ada. Berarti lahan pertanian akan ada alih fungsi lagi," tuturnya. 

 

Wamen juga mengatakan, telah ada undang-undang lahan berkelanjutan yang kemudian diperdakan. Meski demikian, dalam praktiknya sangat sulit mempertahankan lahan pertanian.

"Dalam praktiknya godaaan selalu ada. Apalagi petani kecil yang tanahnya tak seberapa, godaannya sangat besar. Mereka lelh bertani, akan berpikir lebih baik dijual untuk modal dagang," ujar Rusman kepada wartawan usai acara pembukaan Munas MAI.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement