Kamis 06 Jun 2013 18:13 WIB

Mendag: Lonjakan Harga Jengkol Tak Pengaruhi Inflasi

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Karta Raharja Ucu
Gita Wirjawan
Foto: Antara/Fanny Octavianus
Gita Wirjawan

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Kenaikan harga jengkol yang menimbulkan polemik di masyarakat, dinilai tidak berpengaruh besar terhadap angka inflasi Indonesia. Apalagi setelah panen diprediksi harga jengkol akan normal kembali.

Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan sudah melakukan sidak pasar di Tangerang, terkait melambungnya harga jengkol. Mendag mengaku, kenaikan tidak seperti yang digembor-gemborkan di media.

Menurut Gita, harga jengkol memang mengalami peningkatan. "Sidak di Tangerang harganya Rp 30 ribu, tak lebih dari itu," katanya seusai menghadiri acara Rapat Kerja Nasional II BKMT tahun 2013, Kamis (6/6) sore.

Tingginya harga jengkol, katanya, karena terlambatnya panen dan masalah cuaca. Selain itu tak ada kendala lain. Gita mengaku, dampak kenaikan harga jengkol terhadap inflasi kecil sekali. Hal itu tak seperti ketika harga bawang dan daging naik menjulang.

Ia mengklaim, tak ada spekulan yang memainkan harga jengkol. Lonjakan harga itu hanya disebabkan terlambatnya panen. Mendag optimistis harga jengkol akan kembali seperti semula setelah panen. "Sekarang sedang diusahakan panennya," ujar Mendag.

Sebelumnya, harga jengkol sempat mencapai Rp 50 ribu. Dengan harga itu harga ayam potong pun terlibas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement