EKBIS.CO, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi yang tidak sesuai ekspektasi membuat investor melakukan penyesuaian investasi mereka yang berakibat pada koreksi indeks.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida mengungkapkan, kondisi pasar modal tidak lepas dari kondisi ekonomi makro nasional. Sampai Maret 2015, saat data pertumbuhan ekonomi belum keluar dan belum diketahui apakah pertumbuhan ekonomi sesuai asumsi yang ditetapkan di awal tahun, indeks tumbuh pesat 13 persen.
Diakui Nurhaida, pekan lalu, memang terjadi penurunan, bahkan pertumbuhan indeks negatif karena tidak lepas dari kondisi yang ada dan ekspektasi investor.
''Bisa saja kondisi saat ini disebabkan beberapa realisasi yang tidak sesuai ekspektasi, sehingga investor melakukan penyesuaian terhadap portofolio mereka yang menimbulkan koreksi indeks,'' tutur Nurhaida usai peluncuran logo, slogan dan roadmap pasar modal syariah oleh OJK, Selasa (5/5).
Dari data Bursa Efek Indonesia, indeks harga saham gabungan (IHSG) sempat menyentuh level 5.086,425 pada pekan lalu setelah sempat berada di level tertinggi 5.518,75 di triwulan pertama 2015.
Indeks, lanjut Nurhaida, adalah indikator yang mencerminkan kondisi ekonomi suatu negara. Kalau indeks naik, ekonomi baik, kalau turun, berarti ada yang harus diwaspadai.
Awal pekan ini Badan Pusat Statistik merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama 2015 yang mencapai 4,71 persen, melambat dibanding periode yang sama tahun 2014 lalu yang mencapai 5,14 persen.