EKBIS.CO, JAKARTA--Indonesia masih termasuk kategori inception, di mana masyarakatnya masih sangat tergantung pada transaksi tunai, tertinggal jauh dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan ASEAN. Hal tersebut berdasarkan penelitian mengenai transaksi non tunai di dunia yang dikeluarkan oleh MasterCard, yang berjudul “The Cashless Journey”. Makanya, upaya peningkatan transaksi non tunai saat ini dinilai penting untuk menunjang perekonomian.
“Indonesia harus bisa mengikuti tren keuangan yang saat ini terjadi di negara-negara maju di dunia, di mana penggunaan uang tunai semakin hari semakin ditinggalkan, digantikan apa yang dinamakan dengan cashless society,” kata General Manager Banking HaloMoney Indonesia Aninditta Savitry sebagaimana disebut dalam rilis, Senin (18/5).
Dalam penelitian, lanjut dia, disebutkan empat kategori negara berdasarkan cara transaksi keuangannya yakni inception, transitioning, tipping point dan advanced. Indonesia masih termasuk kategori inception, di mana transaksi non tunai masih menjadi suatu konsep baru dan belum seutuhnya diadopsi oleh mayoritas masyarakatnya.
Selain karena faktor budaya, laporan menyebut, rendahnya tingkat transaksi non tunai juga diakibatkan oleh kurangnya keberadaan infrastruktur pendukung. Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), lanjut dia, saat ini pembayaran tunai di seluruh Indonesia masih di kisaran 90 persen. Artinya hanya sekitar 10 persen dari seluruh transaksi dilakukan secara non tunai.
Padahal, transaksi nontunai bersifat nyaman dan aman ketimbang yang non tunai, serta terbukti mempercepat perputaran ekonomi di suatu negara. Selain itu transaksi non tunai juga selaras dengan semangat pemerintah dalam memerangi korupsi karena jauh lebih transparan dan akuntabel karena bisa selalu tercatat dan terlacak.
“Peningkatan transaksi non tunai bisa dilakukan dengan memberikan edukasi kepada masyarakat melalui cara-cara yang tepat," lanjutnya. Namun juga jangan berharap hasilnua akan secepat menyeduh mi instan. Sebab apabila tidak mulai dari sekarang, Indonesia akan semakin tertinggal dari negara-negara lain, termasuk negara-negara tetangga di kawasan ASEAN.