Penyebabnya, menurut dia, masyarakat menunda untuk konsumsi. Selain itu, kebutuhan bahan baku dan penolong industri tekstil sebagian besar masih mengandalkan impor.
Roy mengatakan, geliat industri retail pada kuartal IV 2015 sudah cukup menggembirakan. Sebab, pada paruh pertama 2015 lalu industri ritel sempat anjlok di kisaran 16 persen. Sebenarnya, pelemahan kinerja industri ritel sudah mulai dirasakan sejak akhir 2014.
"Pada kuartal IV 2014 industri ini sudah mengalami downtrend, namun kuartal IV 2015 justru sebaliknya yakni mengalami uptrend," kata Roy.
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement