Menurut Roy, pelemahan ekonomi yang terjadi sepanjang 2015 telah membuat masyarakat mengubah perilaku berbelanja dengan menahan pengeluaran.
Hal ini didukung adanya fluktuasi nilai tukar rupiah, sehingga membuat produk-produk yang dijual di gerai ritel menjadi terlihat mahal, terutamau untuk produk impor.
Akan tetapi, pada semester I 2015 konsumsi masyarakat level menengah ke atas, memilih menunda belanja karena fluktuasi nilai tukar yang tinggi. Selain itu, biaya energi juga mengalami kenaikan dan belanja negara sempat terhambat.
Kemudian, pada paruh kedua 2015 kepercayaan masyarakat sudah mulai membaik karena diterbitkannya paket kebijakan ekonomi.
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement