EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Mandiri Sekuritas menilai kebutuhan masyarakat di Indonesia terhadap investasi di pasar modal yang mengikuti prinsip-prinsip syariah terus meningkat.
"Meningkatnya kebutuhan investasi syariah di pasar modal itu cukup relevan mengingat besarnya jumlah penduduk Muslim yang mencapai 90 persen dari total populasi di Indonesia," ujar Direktur Utama Mandiri Sekuritas Abiprayadi Riyanto di Jakarta, Jumat (4/3).
Ia mengatakan bahwa sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, Indonesia merupakan pasar yang besar untuk pengembangan industri keuangan syariah, khususnya di pasar modal. "Meskipun investasi syariah di pasar modal relatif baru dibandingkan dengan perbankan syariah dan asuransi syariah, namun diharapkan investasi syariah di pasar modal dapat meningkat secara signifikan sejalan dengan pertumbuhan pasar modal Indonesia," ucapnya.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah investor pasar modal syariah terus mengalami pertumbuhan secara signifikan. Jika pada 2013 jumlah pemodal pasar modal syariah baru mencapai 803 investor, maka di 2014 telah tumbuh 248 persen menjadi 2.795 investor. Jumlah itu kembali naik hingga per Desember 2015 sebesar 76 persen menjadi 4.908 investor.
Menurut dia, investor ritel merupakan salah satu tumpuan bagi masa depan industri sekuritas di Indonesia. Sebagai gambaran, saat ini Mandiri Sekuritas telah memiliki lebih dari 50 ribu nasabah dengan 84 persen dari total nasabah itu adalah investor berusia produktif atau berusia 18-45 tahun.
Direktur Utama Bank Syariah Mandiri Agus Sudiarto menambahkan bahwa sebagai salah satu bank administrator rekening dana nasabah, serta penyedia layanan investasi saham syariah melalui Tabungan Saham Syariah (TSS) akan memberikan nilai tambah bagi nasabah melakukan diversifikasi aset ke pasar modal.
"Kami optimistis dapat menambah jumlah sebanyak 1.000 investor saham dengan menambah tujuh outlet di Jakarta dan tiga outlet masing-masing di Medan, Surabaya, dan Makassar," tuturnya.