EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Syariah Bukopin (BSB) sepanjang 2016 telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 4,799 triliun atau tumbuh sebesar 11,43 persen (yoy). Adapun sektor unggulan penyumbang terbesar adalah sektor pendidikan dan kesehatan.
Direktur Bisnis BSB, Aris Wahyudi menjelaskan, kedua sektor unggulan tersebut masih akan disasar oleh perseroan pada tahun ini. Selain kedua sektor tersebut, sektor yang potensial yakni perdagangan, kontraktor dan supplier.
"Fokus terbesar kita di dua sektor, kesehatan dan pendidikan. Kalau perdagangan dan lain selektif," ujar Aris di Kantor Pusat BSB, Jakarta, Selasa (7/2).
Dari sektor-sektor tersebut, pihaknya optimis dan menargetkan pembiayaan tumbuh 23 persen pada tahun ini. Hal ini disebabkan kondisi ekonomi tahun ini yang diproyeksi lebih baik dibandingkan tahun lalu. Perlambatan ekonomi pada tahun lalu menyebabkan pertumbuhan pembiayaan tahun 2016 lebih kecil dibandingkan pada 2015 yang sebesar 16,07 persen atau Rp 4,31 triliun.
Adapun rasio non performing financing (NPF) atau pembiayaan bermasalah perseroan dapat dijaga di kisaran 2,90 persen nett. Pada tahun ini, perseroan akan menjaga NPF di bawah tersebut.
"Untuk pembiayaan mikro kita juga masuk, tapi selektif. Terutama masuk ke dana pensiun. Kalau mikro yang umum kita selektif," katanya.
Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), hingga akhir Desember 2016 yakni sebesar Rp 5,443 triliun atau naik 14,43 persen yoy. Sementara itu laba bersih (unaudited) yakni tumbuh sekitar 50 persen senilai Rp 60 miliar. Laba bersih tersebut disumbang oleh pendapatan bersih dan fee based income. "Tahun ini target DPK 24 persen," katanya menambahkan.
Dari total tabungan, perseroan berhasil menambah sebanyak 25 ribu number of account (NoA), atau tumbuh sebesar 24 persen melalui tabungan iB SiAga berhadiah.Total aset perseroan tahun 2016 telah mencapai Rp 7,036 triliun atau naik 20,75 persen yoy.
Sementara itu rasio kecukupan modal atau current account ratio (CAR) perseroan telah mencapai 17,53 persen setelah pada Desember 2016 disuntik modal oleh bank induk, Bank Bukopin. "Sebelumnya CAR kita sekitar 15 persen, naik karena disuntik modal. Rencananya tahun ini juga akan disuntik modal, minimal Rp 100 miliar, mudah-mudahan lebih," katanya.