EKBIS.CO, JAKARTA -- PT AJS Amanahjiwa Giri Artha atau Asuransi Jiwa Syariah Amanah Githa menargetkan nilai kontribusi mencapai sekitar Rp 50 miliar pada akhir tahun 2017. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai target yaitu dengan mengoptimalkan asuransi wisata alam.
Direktur Utama Asuransi Jiwa Amanah Githa, Salim Al Bakry mengungkapkan, bisnis yang akan didorong yakni dari asuransi wisata yang bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Kehutanan.
"Insyaallah mendekati Rp 50 miliar (target). Yang mendorong bisnis kita selain asuransi untuk jamaah haji yaitu asuransi wisata. Kami akan mengcover seluruh titik destinasi wisata alam di bawah Kementerian Kehutanan," ungkap Salim kepada Republika, Selasa (26/9).
Salim menuturkan, pihaknya telah bekerjasama dengan Kemenhut sejak 2016 untuk mengcover asuransi pengunjung yang berwisata ke 181 titik destinasi wisata alam Kemenhut. Namun sejak tahun 2016, pihaknya baru dapat mengcover sebanyak 30 destinasi wisata alam yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatra.
Dengan jumlah pengunjung sekitar 30 juta setahun, kata Salim, bisnis asuransi wisata dengan Kemenhut ini memiliki potensi yang sangat besar. Kerja sama ini rencananya akan berlangsung selama lima tahun hingga 2020.
"Potensinya bahkan lebih dari 181 titik, karena kan ada wisata alam yang di bawah pemerintah daerah. Ini potensinya besar sekali," tutur Salim.
Selain itu, pihaknya juga akan mengembangkan keagenan dengan ESQ. Dengan alumni sebanyak 1,5 juta orang, perusahaan optimistis dapat mendongkrak bisnis sesuai target.
"Kami juga merilis aplikasi financing integrated system (FIS) di kuartal IV 2016 yang sangat membantu dalam mendongkrak bisnis bancassurance di tahun 2017," tutur Salim.
Berdasarkan data perusahaan, per Agustus 2017 kontribusi mencapai sebesar Rp 23 miliar atau tumbuh 44 persen dari periode yang sama tahun lalu (year on year /yoy) yang sebesar Rp 15,9 miliar. Kontribusi terbesar berasal dari asuransi jiwa jamaah haji dengan portofolio sebesar 40 persen, sedangkan asuransi wisata sebesar 30 persen dari total kontribusi.
"Peningkatan kontribusi juga berdampak positif terhadap pemupukan akumulasi dana tabarru yang naik secara signifikan sebesar 115 persen atau sebesar Rp 7,9 miliar dibandingkan tahun 2016 yang sebesar Rp 3,7 miliar," tambah Corporate Secretary AJS Amanah Githa, Budi Setiawan.
Perusahaan juga melakukan terobosan dari sisi teknologi informasi yaitu dengan menerapkan aplikasi asuransi wisata berbasis android yang mendapatkan pengakuan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai "Perusahaan Asuransi Syariah yang pertama menerapkan Aplikasi Asuransi Wisata Berbasis Android".
Kualitas bisnis yang diraih hingga bulan Agustus 2017 juga sangat baik, hal ini dibuktikan dengan adanya hasil surplus dana tabarru yang naik sangat tinggi, yaitu mencapai hampir lima kali lipat atau sebesar Rp 4,1 miliar dari hanya sebesar Rp 1,4 miliar periode yang sama tahun sebelumnya.
Risk Based Capital (RBC) perusahaan di bulan Agustus 2017 yaitu berada di posisi 160,72 persen atau naik sebesar 178 persen dari 57,8 persen di periode yang sama tahun lalu. Pada bulan Agustus 2017 ini pendapatan ujrah perusahaan juga mengalami peningkatan sebanyak 35 persen atau sebesar Rp 6,7 miliar dari Rp 4,9 miliar pada tahun sebelumnya.