EKBIS.CO, BANDUNG-- Chief Executive Officer PT Asuransi Astra Buana (Asuransi Astra), Rudy Chen memandang tahun 2019 tahun yang penuh tantangan. Meski demikian ia optimis peluang pasar masih sangat besar. Sehingga bisnis perusahaan diprediksi masih akan tetap tumbuh. "Premi terhadap GDP kita masih rendah, atau hanya sebesar 0,6 persen. Bila dibandingkan negara lain seperti Singapura dan Malaysia, bisa tiga kali atau 1,6 hingga 1,9 persen ," kata Rudy di acara media ghatering bersama media di Surabaya dan Bali, akhir pekan lalu.
Menurutnya, di sisi lain, tingkat inklusi dan literasi asuransi juga masih tergolong kecil, jika dibandingkan dengan jasa keuangan lainnya. Hal tersebut membuat perusahaan masih optimis akan prospek asuransi ke depan. Rudy mengatakan, jika dibandingkan jasa keuangan lainnya, tingkat inklusi asuransi baru mencapai sebesar 12,08 persen. Sementata jasa keuangan lain mencapai 67,8 persen. Begitu pula dengan tingkat literasi financial bisa sebesar 29,7 persen, dan literasi asuransi masih jauh di bawahnya. Dikatakan Rudy, jumlah penduduk Indonesia mayoritas berusia muda dan masih akan terus bertambah lagi. "Kaum milenial ini pun sangat familiar dengan digital. Sehingga kita melihat adanya peluang untuk segmen baru," jelasnya.
Dikatakan Rudy, PT Asuransi Astra Buana (Asuransi Astra) tetap fokus menggenjot produk digital di tahun depan. Pasalnya, karakter konsumen saat ini mulai bergeser kepada produk digital. Apalagi kata CEO Asuransi Astra, Rudy Chen jumlah penduduk Indonesia mayoritas berusia muda dan masih akan terus bertambah lagi. "Kaum milenial ini pun sangat familiar dengan digital. Sehingga kita melihat adanya peluang untuk segmen baru yang sesuai kebutuhan," jelas Rudy.
Saat ini, produk digital Asuransi Astra sendiri telah tersebar ke Jakarta, Surabaya, Bandung, Tangerang, dan Bekasi. Namun persebaran produk digital lanjutnya tidak akan diekspansi ke seluruh wilayah di Indonesia, mengingat masih ada masyarakat yang lebih memilih ke kantor cabang.
“Garda Oto digital awalnya masih fokus di Jakarta. Namun, rasanya sih tidak diperluas ke seluruh Indonesia. Sebenarnya ini untuk orang yang malas gerak karena alasan macet dan makan waktu. Jadi produk digital lebih tepat dipasarkan ke kota besar. Konsumen daerah lebih suka datang ke cabang kami,” tuturnya.
Belum lama ini, Asuransi Astra meluncurkan produk asuransi digital berupa asuransi kecelakaan, asuransi pendidikan, asuransi properti, dan perjalanan.
Saat ini portofolio bisnis Asuransi Astra masih didominasi oleh asuransi otomotif dari segmen ritel sebesar 50 persen. Sementara sisanya, sebesar 30 persen dari segmen komersial, dan kesehatan 15 persen.