Jumat 28 Dec 2018 06:42 WIB

Semua Gara-Gara Trump

Kinerja ekonomi tidak dapat membendung sentimen negatif dari perekonomian global.

Rep: ahmad fikri noor/adinda pryanka/iit septyaningsih/lida puspaningtyas/idealisa masyrafina/antara/ Red: Friska Yolanda
Perang dagang AS dengan Cina
Foto:
Aktivitas ekspor impor

Berharap tahun depan lebih baik

Tahun depan, ekonomi diprediksi akan tumbuh di level yang kurang lebih sama dengan tahun ini. Sedangkan target pertumbuhan ekonomi 5,3 persen dalam APBN 2019 dianggap sulit dicapai mengingat masih tingginya ketidakpastian ekonomi global.

Belanja pemerintah dapat digenjot agar tumbuh lebih tinggi. Namun, dua sumber pertumbuhan lain, yakni investasi dan ekspor diprediksi masih akan mengalami tekanan. Sementara itu, konsumsi rumah tangga yang menjadi penyumbang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) diproyeksikan masih bertahan pada level lima persen.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menilai, meskipun tantangan ekonomi yang dihadapi pada 2019 lebih besar, bukan berarti peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi sudah tertutup. Ia meyakini untuk dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan global, pemerintah perlu melihat permasalahan-permasalahan ekonomi nasional dari akarnya serta lebih inovatif dalam mencari solusinya.

Pertumbuhan ekspor pada tahun depan berpotensi tertekan seiring masih melambatnya pertumbuhan ekonomi global. Hal ini terutama akibat efek perang dagang antara AS dan Cina. 

Daya dorong ekonomi global terhadap ekonomi domestik pada 2019 diprediksi masih terbatas. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi negara-negara yang menjadi tujuan ekspor utama Indonesia seperti Cina, Amerika Serikat, Uni Eropa, diperkirakan akan mengalami perlambatan tahun depan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement