Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM RI, Rully Indrawan mengemukakan, di era kekinian, koperasi harus berbasis digital yang mampu memberikan kemudahan bagi generasi milenial untuk ikut serta dalam membangun koperasi di Indonesia.
“Paradigma koperasi di zaman kekinian atau milenial ini adalah bahwa koperasi merupakan entitas yang mampu bermetamorfosis dan bersifat adaptif terhadap perkembangan zaman,” kata Rully Indrawan, Senin (14/10).
Ia menambahkan, konsep economic sharing dalam era disrupsi pada hakikatnya merupakan konsep dasar organisasi koperasi. Salah satu contohnya adalah maraknya kelompok-kelompok potensial dikalangan generasi muda (milenial) saat ini dengan melakukan berbagai kreativitas dan inovasi untuk berusaha secara bersama-sama. Hal ini selaras dan relevan dengan konsepsi dasar koperasi yang berbasis anggota dengan melaksanakan usaha secara bersama-sama.
Rully menambahkan untuk melakukan reposisi koperasi, dari pemikiran koperasi lama menjadi koperasi baru, mengambil rentang waktu 20 tahun (2007-2027). "Koperasi akan menjadi sebuah agenda dunia dan agenda bangsa ini untuk menciptakan ekonomi yang pertumbuhannya tinggi tetapi berkeadilan," kata Rully.
Sebagai contoh adalah apa yang dilakukan oleh KSB Bogor. Iwan Setiawan menyebutkan, Koperasi Simpan Pinjam Sejahtera Bogor (KSP-SB) tahun ini sudah masuk ke era digital. Pada Hari Koperasi, 12 Juli 2019, KSP-SB menandatangani MoU dengan Pemkot Bogor untuk memberdayakan para pedagang warung masyarakat.
“KSP-SB melalui anak perusahaan yang bernama Sejahtera Bersama Ritel Indonesia (SBRI), membuat aplikasi yang dinamakan Warung Tetangga Kita (Warga Kita). Setiap warung yang menggunakan aplikasi Warga Kita bisa diakses oleh siapa pun dan di mana pun, dan mempunyai banyak keunggulan, seperti bebas ongkos kirim, tidak ada batas belanja minimum, dan waktu antar cepat (tidak lebih dari setengah jam). Hal itu dimungkinkan, karena yang melayani penjualan melalui aplikasi digital Warga Kita itu adalah warung yang terdekat dengan konsumen yang memesan barang-barang tersebut,” paparnya.
Tak hanya itu. SBRI juga membantu warung masyarakat melalui kegiatan tanggung jawab social perusahaan (CSR) senilai Rp 5 juta dalam bentuk barang. “Masih banyak kelebihan lainnya. Warung masyarakat tersebut dibekali mesin EDC Android. Mereka tidak hanya berjualan pulsa, tapi juga tiket dan lain-lain.
Bahkan, mereka juga menyalurkan kredit dan berjualan bermacam-macam barang, seperti kulkas, teve, mesin cuci dan lain-lain, dengan menjadi channeling KSB. Mereka cukup menawarkan gambar kepada masyarakat, nanti KSB yang akan mengirimkan barang tersebut kepada pembeli. Jadi, dengan adanya aplikasi Warga Kita, warung masyarakat bisa berkembang dengan pesat. Tokonya boleh kecil dan letaknya di pojok kampung, tapi jangkauan pemasaran, serta produk dan jasa yang dilayani bisa sangat banyak dan beragam,” paparnya.
Iwan mengemukakan, untuk tahap pertama, kerjasama KSP-SB/PT SBRI di wilayah Kota Bogor mencakup 1.000 pedagang. “Insya Allah kerjasama aplikasi digital ini akan kami perluas ke berbagai wilayah Indonesia, antara lain yang terdekat adalah Kota Sukabumi,” tuturnya.