EKBIS.CO, JAKARTA -- Kuasa hukum sekaligus salah seorang pemegang saham Sriwijaya Air, Yusril Izra Ihza Mahendra menyiapkan langkah untuk mengakhiri kerja sama Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia Group. Langkah tersebut diambil karena adanya intruksi mendadak dari Garuda Indonesia Group kepada semua anak perusahaannya yakni GMF, Gapura Angkasa, dan Aerowisata.
Intruksi tersebut yaitu memberikan pelayanan kepada Sriwijaya dengan cara pembayaran cash di muka. "Kalau tidak bayar cash di muka diperintahkan agar tidak memberikan pelayanan service dan maintenance apapun kepada Sriwijaya," kata Yusril dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (8/11).
Dia memastikan Sriwijaya menolak perubahan sistem pembayaran yang tidak adil tersebut dan menganggap Garuda Indonesia sengaja ingin melumpuhkan Sriwijaya Air. Akibat instruksi mendadak tersebut, Yusril menilai terjadi kekacauan pada sebagian besar penerbangan Sriwijaya kemarin (7/11) karena terhentinya pelayanan oleh anak perusahaan Garuda Indonesia Group.
Yusril mengatakan sejak kemarin (7/11), Sriwijaya Air berusaha keras untuk mengaktifkan seluruh rute penerbangannya sendiri. Selain itu juga berupaya dengan bekerja sama dengan pihak lain di luar Garuda Indonesia Group.
"Sriwijaya kembali mengaktifkan sendiri layanan layanan pesawat, line maintenance, groundhandling, dan catering sendiri tanpa kerjasama dengan Garuda Indonesia Group lagi," jelas Yusril.
Pekerjaan tersebut, kata Yusril, sebelumnya memang ditangani oleh Sriwijaya Air sendiri. Hanya saja setelah kerja sama dengan Garuda Indonesia Group, semua pelayanan tersebut diambil alih oleh anak perusahaan Garuda Indonesia dengan biaya yang jauh lebih mahal.
Yusril memastikan, seluruh rute penerbangan Sriwijaya Air mulai hari ini (8/11)kembali normal. "Seluruh peralatan line manintenance dan spare parts pesawat milik Sriwijaya yang selama ini digudangkan oleh Garuda Indonesia Group, kemarin diserahkan kembali oleh GMF setelah didesak berkali-kali bahkan diancam akan dilaporkan ke polisi," jelas Yusril.