Penunjukkan Hery bukan tanpa alasan. Ia punya latar belakang dan pengalaman mengawal proses merger saat pembentukan Bank Mandiri pada tahun 1998-1999 silam.
“Saya ditunjuk sejak bulan Maret, saat itu masih bisa disambi, tapi kemudian berbagai proses yang banyak jadi tidak bisa disambi lagi,” katanya dalam suatu kesempatan diskusi virtual.
Hery kemudian menjabat posisi Direktur Utama PT Bank Mandiri Syariah menggantikan Tony EB Subari yang ditunjuk sebagai Direktur Operasional di perusahaan induk, Bank Mandiri. Hery resmi akan menjadi Presiden Direktur Utama Bank Syariah Indonesia setelah penunjukkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank BRI Syariah pada 15 Desember 2020.
BRI Syariah menjadi perusahaan cangkang yang menerima penggabungan dua bank lain, Mandiri Syariah dan BNI Syariah, karena statusnya yang merupakan perusahaan terbuka. BSI nanti akan menjadi perusahaan publik dengan kode emiten BRIS meski porsi saham public menyusut jadi 4,4 persen.
Tahun 2020, semua proses penggabungan dikebut. Direktur BRIsyariah, Ngatari yang akan jadi Wakil Presiden Direktur BSI menjanjikan semua sarana pelayanan akan beroperasi normal seperti biasanya. Masing-masing perusahaan juga masih menjalankan bisnis sesuai RBB 2020.
Sehingga sejumlah program dan acara masing-masing masih berjalan. Proses integrasi akan dilakukan pada 1 Februari 2021 saat legal merger. Nasabah tiga bank disebut tidak akan merasakan banyak perubahan kecuali dari sisi tampilan.
“Tentu nanti akan ada perubahan atmosfer, kami redesain kembali menjadi lebih inklusif, produk-produk dipilih yang terbaik,” kata Hery.