Kamis 11 Nov 2021 18:29 WIB

Airlangga Optimistis Capai Target Pertumbuhan di Akhir 2021

Indonesia dapat tumbuh terdorong ekspor dan supercycle dari harga minyak dan nikel.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Aktivitas Pelabuhan Peti Kemas terlihat dari Center Point of Indonesia, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (8/11/2021). Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh positif pada kuartal III 2021 yaitu sebesar 3,51 persen secara year on year (yoy).
Foto:

Jika pandemi bisa dikendalikan dan dapat dijaga sampai kuartal 4, sambungnya, maka pada akhir 2021 belanja Pemerintah diperkirakan meningkat. Kemudian pada sektor otomotif, diperkirakan sampai akhir 2021 terdapat 850 ribu penjualan. 

Ini jauh lebih baik dibanding 2020 yang sebesar 600 ribu penjualan. Meski masih di bawah angka normal, Pemerintah berharap pada tahun 2022 dapat mencapai 1 juta penjualan.

“Terkait dengan fasilitas, tentu Pemerintah akan melihat sampai bulan Desember untuk evaluasi tahun depan. Ada banyak hal yang akan dipelajari Pemerintah, termasuk juga dengan hal penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Enam bulan ke depan juga adalah periode yg menentukan karena efek pandemi masih ada,” kata dia.

Dari segi perbankan, untuk restrukturisasi maupun penanganan keperluan perbankan telah diperpanjang sampai bulan Maret 2023. Adanya kebijakan Amerika Serikat yang menaikkan suku bunganya, Pemerintah juga bersiap dan mengantisipasi hal tersebut.

Pemerintah juga memutuskan melanjutkan Program Pemulihan Ekonomi Nasional demi menjaga daya beli. “Ini yang akan didorong. Dari hasil monitoring, sampai bulan Desember, 95 persen sampai 100 persen anggaran PEN dapat direalisasikan,” ungkap Airlangga.

Cadangan devisa yang baik, Neraca Perdagangan Indonesia yang juga positif, dan IHSG serta kurs rupiah yang cenderung stabil, kata dia, membuat Indonesia semakin optimis mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional secara yoy. Airlangga menegaskan, faktor perekonomian tetap tumbuh stabilitas ekonomi terjaga, harga komoditas ekspor baik, dan daya beli yang tetap terjaga pada masa pemulihan ekonomi.

"Selama pandemi masih ada, kita harus dinamis karena kita menangani pandemi ini secara dinamis. Selain sektor ekonomi, vaksinasi juga terus didorong dan ditargetkan mencapai 40 persen untuk dosis ke dua. Kita berharap di akhir tahun ini target tersebut bisa tercapai. Dengan demikian kita juga berharap dapat menjalankan gas dan rem secara lebih seimbang lagi," jelasnya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement