EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Dunia memproyeksikan resesi masih akan mengancam pertumbuhan ekonomi global pada tahun depan. Adapun sejumlah faktor menjadi penyebab memburuknya perekonomian global, seperti pandemi Covid-19, perang Rusia-Ukraina, krisis pangan dan energi, lonjakan inflasi, dan kenaikan suku bunga.
Dalam laporan berjudul ‘Apakah Resesi Global Sudah Dekat?’ yang dikeluarkan pada September 2022, Bank Dunia membuat tiga proyeksi ekonomi mulai dari skenario dasar, penurunan tajam, hingga resesi pada tahun ini, 2023, hingga 2024.
"Efek makro ekonomi dari kondisi keuangan global yang memburuk secara tajam, serta melemahnya kepercayaan konsumen, akan menambah hambatan dari pengetatan kebijakan secara global," tulis laporan tersebut dikutip Jumat (16/9/2022).
Pengetatan moneter yang terjadi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa berimbas pada ekonomi di negara-negara tersebut. Bank Dunia memprediksi perekonomian pada kelompok negara maju minus 0,6 persen dalam skenario terburuk pada 2023.
Bagi negara berkembang, Bank Dunia melihat pertumbuhan ekonomi masih cukup kuat. Dalam skenario terburuk, pertumbuhan ekonomi di negara berkembang masih positif 1,8 persen pada 2023.
Di Indonesia, pemerintah mengungkapkan kontribusi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sebagai shock absorber melalui kebijakan subsidi dan kompensasi energi turut menjaga pemulihan ekonomi secara keseluruhan agar tetap berkesinambungan. Hal itu ditandai dengan ekspor Indonesia pada Agustus 2022 sebesar 27,91 miliar dolar AS atau tumbuh kuat sebesar 30,15 persen (yoy) dan 9,17 persen (mtm).