Selasa 20 Sep 2022 00:45 WIB

Ancaman Resesi Global 2023, Kemenkeu: Jaga Pemulihan Ekonomi Menyeluruh

Bank Dunia membuat tiga proyeksi ekonomi.

Rep: Novita Intan/ Red: Agus Yulianto
Kepala Badan  Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu.
Foto:

Langkah mitigasi

Sementara itu Ekonom Center of Reform (Core) Indonesia Yusuf Rendy menilai, pemerintah seharusnya sudah mempunyai langkah mitigasi untuk mengantisipasi dampak dari resesi, baik jika itu terjadi pada tahun ini maupun jika itu terjadi tahun depan. 

“Hal yang kemudian perlu diantisipasi dari resesi adalah potensi turunnya harga komoditas ke level yang lebih rendah, satu sisi ini tentu akan menguntungkan komoditas minyak misalnya karena dengan turunnya harga minyak global seharusnya ada penyesuaian harga minyak di Indonesia dan muaranya juga bisa berdampak terhadap penyesuaian harga BBM nanti jika resesi itu betul-betul terjadi,” ujarnya kepada Republika. 

Dari sisi lain harga komoditas lain seperti CPO, batubara, dan komoditas keunggulan yang biasanya menjadi andalan Indonesia berpeluang tertekan dengan potensi terjadinya resesi. 

“Sehingga pada tahun depan kinerja ekspor Indonesia berpeluang tertekan kalau harga dari komunitas yang disebutkan di atas mengalami penurunan tentu ini,” ucapnya.

Rendy menyebut seharusnya hal tersebut sudah diantisipasi dari mempersiapkan strategi terutama dengan cara mendorong ekspor dengan nilai tambah yang tinggi salah satunya ekspor manufaktur tidak hanya negara-negara tujuan ekspor tradisional maupun ke juga negara-negara non tradisional. 

“Upaya untuk melakukan ataupun mendorong reindustrilisasi juga perlu diselaraskan dengan strategi ekspor, sehingga upaya industrialisasi di dalam negeri itu selaras dengan peningkatan ekspor produk manufaktur ke luar,” ucapnya.

Di luar itu menurutnya langkah mitigasi juga perlu disiapkan pemerintah terutama jika penurunan harga komoditas berdampak terhadap seretnya penerimaan negara dari sektor komoditas tersebut. Artinya pemerintah perlu memaksimalkan penerimaan dari sektor non komoditas yang nantinya ini yang akan menopang sumber penerimaan pada 2023.

 

“Nanti sekali lagi sektor yang tidak berkaitan dengan komoditas diantaranya perdagangan tertentu dan juga industri manufaktur. Jika kedua sektor ini bisa didorong maka pundi-pundi penerimaan negara terutama dari pajak bisa menutupi potensi kehilangan penerimaan yang ditimbulkan dari turunnya harga komoditas pada 2023 akibat potensi resesi yang terjadi,” ucapnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement