EKBIS.CO, Oleh Muhyiddin / Wartawan Republika.co.id
Terik sinar mentari masih menerangi langit Gunung Kidul, Yogyakarta, pada Ahad (5/11/2023) menjelang siang. Hujan masih belum benar-benar datang setiap hari meski sudah memasuki musimnya di awal November ini.
Di dalam sebuah ruangan, kipas angin yang terpasang di dinding berputar-putar memberi sensasi sejuk bagi sejumlah orang yang sedang mengemas produk minuman yang diolah dari lidah buaya (aloe vera). Mereka mengenakan pakaian berwarna putih, sarung tangan, topi berwarna putih, dan masker medis.
Di dinding terpampang tulisan “Utamakan Sholat dan Kehigienisan Kerja”. Tulisan itu sebagai pengingat bagi mereka agar tidak melupakan ibadah dan selalu menjaga kebersihan. Mereka adalah para pekerja di sana.
Salah satunya adalah Sukira (53 tahun). Selama lima tahun terakhir, dia membantu suaminya mencari nafkah dengan mengemas produk minuman tersebut.
Salah satu produk yang mereka buat hari itu adalah Aloe Liquid, minuman menyehatkan yang diolah dari lidah buaya dan pemanis alami dari daun stevia. Mereka juga membuat produk brand Rasane Vera lainnya, seperti Nata de Aloevera, dan Aloevera Cube Drink.
Sukira bersama rekannya hari itu mulai bekerja dari pukul 09.00 WIB di tempat produksi yang terletak di Jeruklegi, RT 06/RW 06, Katongan, Nglipar, Gunungkidul. Tempat produksi Rasane Vera ini berada tak jauh dari rumah Sukira, sekitar 150 meter. Sehingga saat berangkat kerja ia hanya cukup berjalan kaki.
Sukira merupakan salah satu karyawan PT Mount Vera Sejati (Rasane Vera), sebuah perusahaan yang dirintis Alan Efendhi sejak 2014 lalu. Alan adalah seorang entrepreneur muda yang telah lama bergerak di bidang budi daya dan mengolah lidah buaya menjadi minuman kesehatan.
Dalam memproduksi produk Rasane Vera, Alan memiliki 12 karyawan, termasuk Sukira. Mereka semua merupakan warga sekitar yang terdiri atas ibu-ibu, bapak-bapak, serta anak muda. Rata-rata mereka sudah berusia 50-an ke atas.
Dari ke-12 karyawan itu, empat orang bekerja di bagian budi daya, mulai dari penanaman, perawatan, sampai dengan panen. Sedangkan empat orang lainnya berada di bagian produksi, mulai dari melakukan pengupasan, pencucian, hingga perebusan.
Sementara, empat karyawan lainnya lagi bertugas melakukan pengemasan atau packaging. Mereka melakukan pengemasan dengan labeling sampai siap untuk didistribusikan. Hingga pukul 16.00 WIB, Sukira bersama beberapa karyawan lainnya masih memproduksi produk Rasane Vera.
Pada 2018 lalu, awalnya Sukira sendiri hanya diajarkan untuk melakukan budidaya aloe vera bersama Kelompok Wanita Tani (KWT). Saat itu Sukira dan anggota KWT lainnya dibagikan 50 bibit lidah buaya. Setelah panen kemudian dibeli oleh Alan Efendi untuk dijadikan produk Rasane Vera.
Seiring berjalannya waktu, Alan lalu membutuhkan tambahan tenaga kerja. Sehingga, Sukira juga diajak untuk membantu dalam proses produksi minuman aloe vera. “Saya biasanya membantu pengupasan dan juga membantu dalam pengemasan,” ujar Sukira kepada Republika.co.id.
Jam sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB. Sudah waktunya Sukira melepas lelah. Namun, karena hari itu sedang banyak kerjaan ia masih harus mengepress produk minuman botol, termasuk Aloe Liquid yang mulai diproduksi pada 2019 lalu.
Satu botol Aloe Liquid memiliki berat 250 gram. Kemasan botol itu lalu dikemas juga dalam satu dus yang berisi 24 pcs. Sehingga berat semuanya 6 kilogram. Selanjutnya, produk minuman sehat itu sudah siap untuk didistribusikan ke penjual atau distributor.