Kamis 24 Oct 2024 15:05 WIB

Perjalanan PT Sritex, Raksasa Tekstil yang Kini Dinyatakan Pailit

Saham Sritex telah disuspensi Bursa Efek Indonesia pada 2021.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Penawaran umum saham perdana PT Sri Rejeki Isman (Sritex) di Jakarta, Senin (10/6).
Foto:

Sejarah PT Sritex 

Dikutip dari situs web resminya, PT Sritex didirikan oleh HM Lukminto pada 1966. Awalnya Sritex adalah perusahaan perdagangan tradisional di Pasar Klewer, Solo, Jawa Tengah. 

Pada 1968, Sritex membuka pabrik cetak pertamanya yang memproduksi kain putih dan berwarna di Solo. Sepuluh tahun kemudian, Sritex terdaftar sebagai perseroan terbatas di Kementerian Perdagangan. 

Pada 1982, Sritex membangun pabrik tenun pertamanya. Kemudian pada 1992, perusahaan tersebut memperluas pabrik dengan empat lini produksi dalam satu atap, yaitu pemintalan, penenunan, sentuhan akhir, dan busana. Tahun 1994 Sritex menjadi produsen seragam militer untuk aliansi pertahanan NATO. 

Sritex berhasil selamat dari krisis moneter tahun 1998. Perusahaan tersebut justru berhasil melipatgandakan pertumbuhannya sampai delapan kali lipat dibanding waktu pertama kali terintegrasi pada 1992. 

Pada 2013, Sritex resmi melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten SRIL. Pada 2014, putra sulung H.M Lukminto yang memimpin Sritex, Iwan S. Lukminto, memperoleh penghargaan Businessman of the Year dari Majalah Forbes Indonesia. Setahun kemudian, PT Sritex dianugerahi Top Performing Listed Companies in Textile and Garment Sector oleh Majalah Investor. Sritex telah banyak menerima penghargaan serupa. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement