FAST juga menegaskan komitmennya terhadap keterbukaan informasi dan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku. "Setiap langkah korporasi yang final akan diumumkan secara terbuka kepada publik dan pemegang saham, sesuai dengan ketentuan yang ada," tambah Juwono.
Tidak hanya di Indonesia, KFC di pasar global juga menghadapi tantangan serupa. Di Amerika Serikat, penjualan KFC turun 5 persen, yang menandai penurunan kuartal ketiga berturut-turut pada tahun ini. Penurunan penjualan ini terjadi meskipun Yum! Brands, induk perusahaan KFC, meluncurkan paket menu baru dengan harga lebih murah untuk menarik konsumen.
Boikot dan penurunan permintaan ini menunjukkan dampak dari ketegangan internasional yang tidak hanya mempengaruhi ekonomi lokal, tetapi juga dapat merugikan kinerja perusahaan multinasional seperti KFC. Di tengah persaingan yang ketat dari restoran cepat saji lainnya seperti McDonald's dan Burger King, KFC harus berupaya mengatasi tantangan besar dan mengembalikan kinerja positif.