Pada diskusi yang dihadiri sekitar 150 peserta ini, pemerintah diharapkan bersikap realistisis dalam merealisasikan proyek ambisius listrik 35 ribu MW. Dalam diskusi bertajuk Membedah Kebijakan dan Bisnis Ketenagalistrikan di Indonesia sejumlah narasumber mempertanyak kesiapan pemerintah dalam proyek pemenuhan rasio eletrikfikasi tersebut.
"Kebutuhan listrik, atau industri dulu? Ini harus dipetakan pemerintah secara komprehensif, semuanya tak terlepas kondisi negara, kalau iklim ekonominya bagus, itu tentunya keberanian investor membangun market dulu bisa terjadi," kata Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya Yudha.
Satya menambahkan proyek 35 ribu MW harus juga disesuaikan dengan target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan pemerintah, diketahui dalam RAPBN 2016 pemerintah menargetkan pertumbuhan sebesar 5,5 persen padahal dalam usulan proyek pembangunan listrik 35 ribu MW saat itu pemerintah targetnya sebesar 5,7 persen.
Selain Andhika Anindyaguna , Satya Yudha, Diskusi Energi HIPMI itu menghadirkan juga Iwa Garniwa (Kepala Pusat Kajian Energi Universitas Indonesia), Sekjen Asosasi Pemasok Energi dan Batu Bara Indonesia (Aspebindo) Eka Wahyu Kasih.