EKBIS.CO, PALEMBANG -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyarankan desa-desa di Indonesia yang telah memiliki BUMdes untuk mencontoh kiat sukses beberapa desa. Sejumlah desa sudah terlebih dahulu berhasil mengoptimalkan pemanfaatan dana desa.
Jokowi dalam sambutannya di acara "Evaluasi kebijakan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa dan sosialisasi prioritas penggunaan dana desa 2019" di Palembang Sport Convention Center, Ahad (25/11), mengatakan, mencontoh bukan sesuatu yang salah asalkan secara karakteristik dan tujuan yang ingin dicapai juga memiliki kesamaan di antara dua desa.
"Silakan copy saja, kenapa capek-capek. Misal mau jadikan desa agrowisata maka contoh desa yang sudah berhasil, begitu pula jika mau melakukan inovasi misalnya belanja online," kata dia.
Oleh karena itu, Presiden mengharapkan para perangkat desa di Sumatera Selatan dapat terpacu untuk meraih kesuksesan seperti beberapa desa di Jawa dan Bali dalam menjalankan BUMDes. "Ada desa di Gunung Kidul, BUMDes bisa mendapatkan keuntungan Rp 3 miliar setahun. Nah bagaimana di Sumatera Selatan, mulai lah dipikirkan itu untuk bisa sukses juga," kata Presiden.
Sementara itu, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo yang juga hadir dalam kesempatan itu, mengatakan terdapat dua desa yang saat ini bisa dijadikan contoh karena sukses dalam mengelola BUMDes.
Desa di Kabupaten Badung, Bali yang awalnya penduduknya sangat miskinĀ karena hanya mengelola budidaya rumput laut yang lokasinya berada di bawah tebing.
Kemudian, aliran dana desa digunakan untuk memotong tebing sehingga akses jalan menjadi lancar. Lalu puncaknya, lokasi budidaya rumput laut yang melintasi tebing itu dijadikan lokasi wisata.
"Dalam satu tahun ada satu juta turis yang datang. BUMDes bisa meraup omset Rp 34 miliar dengan keuntungan bersih Rp 14 miliar, dan sekaligus memiliki lembagq simpan pinjam dengan aset Rp 127 milar," kata dia.
Lain pula kisah Desa Gronggong di Jawa Tengah. Desa ini yang penduduknya sangat miskin karena hanya diwarisi pemandian kuno zaman Belanda. Desa ini berinovasi dengan BUMDes-nya dengan mengubah kolam-kolam tua menjadi lebih menarik, dengan ditambahkan batu-batu alam, ikan, dan sarana untuk menyelam.
Pada 2015, BUMDes berhasil meraup omset Rp 6,3 miliar dengan keuntungan bersih Rp 3 miliar. Saat ini BUMDes juga berinovasi membangun sarana homestay bernilai Rp 12 miliar. "Setiap rumah kini diwajibkan menguliahkan seorang anak dengan dan kelola BUMDes," kata dia.
Dampaknya sudah sangat terasa. Menurut data Kementerian Desa PTT diketahui, dana desa dapat menurunkan kemiskinan sebanyak 1,82 juta jiwa. Untuk pertama kalinya persentase kemiskinan Indonesia menembus singlenya digit 9,82 persen. Penurunan kemiskinan di desa ini bisa lebih tinggi dua kali lipat dari kota yakni sebanyak 1,2 juta.
Dalam empat tahun terakhir juga terjadi peningkatan pendapatan per kapita dari Rp 572 ribu per orang per bulan pada 2014 menjadi Rp 802 ribu per orang per bulan pada 2018. Menurutnya hal ini berkat kucuran dana desa sebesar Rp187 triliun dalam empat tahun.
Oleh karena itu, awalnya dana desa hanya dialokasikan Rp 20,67 triliun akan ditingkatkan pada 2019 menjadi Rp 70 triliun. Selain itu pemerintah juga akan mulai mengalokasi dana kelurahan pada 2019 senilai Rp 3 triliun untuk membantu infrastruktur kelurahan-kelurahan yang masih tertinggal.