Rabu 25 Aug 2021 06:24 WIB

Airlangga: Kolaborasi Kunci Pemulihan Ekonomi Nasional

Pemulihan ekonomi nasional menurut Airlangga dengan kolaborasi.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Muhammad Hafil
Suasana gedung bertingkat di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (3/8/2021). Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto menyampaikan realisasi dana Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga akhir Juli mencapai Rp305,5 triliun atau 41 persen dari total pagu Rp744,75 triliun.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Suasana gedung bertingkat di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (3/8/2021). Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto menyampaikan realisasi dana Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga akhir Juli mencapai Rp305,5 triliun atau 41 persen dari total pagu Rp744,75 triliun.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengadakan pertemuan dengan perwakilan dari US-ASEAN Business Council yang mewakili 39 korporasi besar berskala global yang berbasis di Indonesia, Singapura, Hongkong dan Amerika Serikat secara virtual pada Selasa (24/8). Pembahasan dalam pertemuan itu difokuskan pada potensi kerja sama yang dapat dilakukan demi mempercepat Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN).  

Pertemuan dibuka oleh Chairman President dan CEO dari US-ASEAN Business Council Ted Osius yang memperkenalkan delegasinya. Termasuk Batara Sianturi, Vice Chairman dari US-ASEAN Business Council.

Baca Juga

Dalam pertemuan ini, Airlangga menegaskan komitmen pemerintah Indonesia berkolaborasi dengan pelaku bisnis agar pemulihan ekonomi nasional dapat dipercepat, sejalan dengan pemulihan ekonomi global. “Seperti kita ketahui bersama, pertumbuhan ekonomi global sudah on track. Tiongkok dan Amerika Serikat bahkan mencatatkan pertumbuhan ekonomi tinggi di angka 7,9 persen dan 12,2 persen year on year (yoy)," ujarnya.

Maka, kata dia, pemerintah optimis pemulihan ekonomi akan segera terwujud jika kolaborasi global terus ditingkatkan. Ekonomi Indonesia, lanjutnya, tercatat tumbuh 7,07 persen yoy pada kuartal kedua tahun ini.  

Airlangga mengatakan, angka pertumbuhan tersebut tertinggi secara kuartal sejak krisis 2007 sampai 2008 silam. Pertumbuhan ini juga tercatat lebih tinggi jika dibandingkan beberapa negara lain di kawasan. Meski begitu, sambungnya, pemerintah juga mewaspadai angka pertumbuhan yang relatif lebih rendah pada kuartal ketiga tahun ini, karena melonjaknya kasus positif Covid-19 akibat varian Delta.

Guna mengantisipasinya, kata dia, pemerintah mengambil langkah cepat dengan memberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara lebih ketat yang terbukti efektif menekan jumlah kasus aktif dan juga tingkat penularan kasus Covid-19.  Selain itu, pemerintah juga terus mempercepat program vaksinasi nasional.  

Sekitar 90,68 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, sebanyak 58 juta di antaranya merupakan vaksin dosis pertama dan 32,23 juta vaksinasi dosis kedua. “Kolaborasi dengan dunia usaha sangatlah penting untuk memastikan ketersediaan vaksin tetap terjaga, dan juga pelaksanaan program vaksinasi untuk daerah yang remote agar segera tercipta kekebalan komunal atau herd immunity,” ujar Airlangga.

Efektivitas pengendalian laju penularan Covid-19 merupakan kunci, tegasnya, agar pemulihan ekonomi berjalan optimal dan target pertumbuhan ekonomi tahun ini dan tahun depan dapat tercapai. Menko Airlangga mengatakan, pemerintah optimistis dapat mencapai angka pertumbuhan ekonomi di kisaran 3,7 persen hingga 4,5 persen pada 2021 dan di kisaran 5 hingga 5,5 persen pada 2022.

"Selain menyiapkan strategi kebijakan ekonomi yang tepat untuk memulihkan ekonomi dengan menciptakan lapangan kerja dan mempersiapkan pekerja Indonesia untuk bertransformasi secara digital.  Pemerintah juga meningkatkan alokasi anggaran PEN untuk tahun 2021 melalui refocusing anggaran. Saat ini, anggaran PEN telah mencapai Rp 744,77 Triliun atau 51,3 Miliar dolar AS," tutur dia. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement