EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro meminta keberadan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) tidak dijadikan sebuah masalah. Justru dalam MEA masyarakat Indonesia harus mampu memanfaatkan peluang sekecil mungkin.
Menurut Bambang, dengan adanya MEA maka pertukaran barang dan jasa secara global semakin mudah. Namun, kemudahan ini seharusnya tidak dijadikan ancaman, tapi pemacu Indonesia untuk semakin lebih baik.
"Kita harus kreatif, mengikuti perkembangan internssioan dan peningkatan kapasitas berkelanjutan," ujar Bambang dalam acara Munas Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI) ke-XI, Jumat (29/1).
Meski demikian, Bambang menjelaskan bahwa MEA memang tetap menjadi ancaman karena pergerakan yang lebih aktif dari negara lain untuk masuk ke Indonesia. Profesi penilai di tingkat ASEAN seperti MAPPI juga dipastikan tidak sedikit yang mencoba mencari lahan di Indonesia, seperti Filipina atau Thailand. Tapi Bambang yakin masih banyak masyarakat Indonesia yang memiliki kualitas untuk bersaing dengan pendatang. Bahkan masyarakat Indonesia pun sebenarnya memiliki potensi untuk berekspansi ke negara tetangga.
"Masih banyak negara anggota ASEAN seperti Myanmar di Utara. Barang kali bisa menjadi lahan bapak atau ibu semua. Mereka mulai menggerakan perekonomian dari yang tertutup menjadi terbuka," kata Bambang.
Masyarakat pun diharap bisa memiliki mindseat seperti pengusaha. Sehingga jika ada ancaman seperti MEA, harus cari peluang sebesar mungkin. Indonesia pun merupakan pasar besar yang masih membutuhkan banyak ahli untuk dimaksimalkan.